Politisi Gerindra sebut 74 janji Jokowi-JK belum terpenuhi

Jokowi: jangan persoalan daerah dikit-dikit dibawa ke Saya
Presiden Jokowi. (Kompas)

Jakarta (KANALACEH.COM) – Sejumlah bidang di pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla dinilai telah mengalami perbaikan.

Tapi, masih ada dua bidang jalan di tempat, lantaran Pemerintah belum mampu memenuhi janji-janji saat kampanye.

Ketua DPP Partai Gerindra Riza Patria membeberkan, dua bidang yang belum membaik yakni, bidang hukum dan ekonomi.

Riza menilai belum membaiknya dua bidang itu lantaran terlalu mengumbar janji yang bombastis sewaktu Pilpres 2014.

“Ini perlu jadi evaluasi bagi pemimpin ke depan,” kata Riza di Jakarta, Minggu (23/10).

Riza menyebutkan janji-janji Jokowi-JK yang belum terpenuhi. Mereka di antaranya, pembangunan 20 ribu puskesmas, membuka 10 juta lapangan pekerjaan, mengangkat pegawai negeri sipil (PNS) dan tenaga honorer di Indonesia.

“Ada 74 janji Jokowi-JK yang banyak belum dipenuhi,” kata dia.

Menurut Riza, bidang penegakan hukum juga masih perlu pembenahan. Pasalnya, Wakil Ketua Komisi II DPR RI itu menilai Pemerintah saat ini terkesan ikut campur tangan terhadap penegakan hukum di Indonesia.

Hal ini membuat banyak kasus besar yang akhirnya jarang tersentuh oleh aparat penegak hukum.

“Tapi kita kaget di bidang hukum terkesan kurang baik. Terkesan Pemerintah campur tangan di bidang hukum. Kasus di DKI seperti Sumber Waras, reklamasi, dan lain-lain. Pemerintah terkesan melindungi, ini jauh dari zaman Pak SBY yang banyak peningkatan di bidang hukum,” ujar dia.

Hal senada diutarakan Wasekjen Partai Demokrat Didi Irawadi. Menurut dia, masih banyak utang pemerintahan Jokowi-JK terhadap warga Indonesia.

Hal ini disebabkan terlalu besarnya janji-janji kampanye yang dilakukan Jokowi-JK. Salah satunya yaitu, membuka belasan juta lapangan pekerjaan.

Menurut Didi, hingga saat ini janji itu belum tercapai. Bahkan, jumlahnya sangat jauh dari janji Pemerintah.

“Data saya (bulan) Maret tahun ini baru lima ribu (lapangan pekerjaan). Sekarang mungkin belum sampai sejuta. Ini tantangan mendatang yang tidak mudah. 15 juta (lapangan pekerjaan) memang tak mungkin, tapi setidaknya harus mendekati,” kata Didi. [Metrotvnews]

Related posts