Facebook, Microsot, Twitter, dan YouTube kompak perangi teror

Ilustrasi. (CNN)

Jakarta (KANALACEH.COM) – Facebook, Microsoft, Twitter, dan YouTuber kompak bersatu menyatakan komitmen untuk memerangi aksi teroris yang mengancam dunia.

Keempat perusahaan teknologi asal AS ini berkomitmen untuk meningkatkan konten bernada ekstrimis dari layanan mereka dengan membuat database khusus.

Di dalam database tersebut akan berisi foto dan video yang diduga digunakan oleh kelompok ekstrimis dalam merekrut dan mempromosikan aksi teror.

Untuk mengidentifikasi konten dengan nada serupa pada layanan lain, keempat perusahaan ini menggunakan teknologi yang bisa mengenali sidik jari digital dari foto atau video para ekstrimis.

Selanjutnya, konten yang terkumpul dari hasil pemindaian akan disimpan dalam satu database yang bisa diakses oleh keempat perusahaan.

Dari situ, masing-masing perusahaan dapat meninjau dan menentukan apakah satu konten melanggar ketentuan atau tidak.

Apabila dianggap melanggar, maka perusahaan berhak untuk menghapus konten tersebut agar tidak muncul di layanan mereka.

“Kami berharap kolaborasi ini bisa meningkatkan efisiensi memerangi isu konten online yang kerap disalah gunakan golongan ekstrimis, tak ada lagi ruang untuk mempromosikan terorisme” tulis pernyataan bersama keempat perusahaan seperti dilaporkan Reuters.

Perusahaan teknologi kerap mendapat intervensi mengenai aturan yang diberlakukan seiring meningkatnya tekanan dari pemerintahan di Negara-negara Barat untuk menghilangkan konten berbau militan.

YouTube dan Facebook belakangan secara otomatis mulai menghilangkan konten bernada teror. Namun banyak penyedia konten yang saat ini diketahui melanggar aturan yang diberlakukan.

Sementara pada medio Februari hingga Agustus tahun ini, Twitter telah membekukan 235 ribu akun yang berisi konten bernada teror.

Setiap konten foto atau video yang ditandai dan masuk ke database itu tidak akan otomatis dihapus seperti yang dijanjikan, masing-masing perusahaan akan mengeceknya secara manual sebelum mengambil keputusan.

Database bersama ini mulai bisa dipakai bersama pada awal tahun 2017 dan didorong akan melibatkan lebih banyak perusahaan melalui skema kerjasama. [CNN]

Related posts