Palestina sebut resolusi DK PBB pukulan besar bagi Israel

Duta Besar Palestina untuk PBB, Riyad Mansour, memuji resolusi DK PBB yang menuntut penghentian seluruh proyek permukiman Israel di tanah Palestina yang diduduki. (PBB)

Ramallah (KANALACEH.COM) – Otoritas Palestina menyambut putusan resolusi Dewan Keamanan (DK) yang memerintahkan Israel menghentikan seluruh proyek permukiman di tanah Palestina yang diduduki.

Palestina menyebut resolusi DK PBB ini sebagai pukulan besar bagi Israel.

Putusan resolusi keluar setelah dalam voting Amerika Serikat (AS) memilih abstain dan tidak memveto resolusi.

Langkah langka AS ini membuat Israel terguncang karena baru kali ini AS tidak menuruti permintaan sekutu utamanya tersebut.

”Resolusi DK PBB adalah pukulan besar bagi kebijakan Israel, sebuah kecaman internasional yang bulat atas permukiman, dan dukungan yang kuat untuk solusi dua-negara,” kata Nabil Abu Rudeinah, juru bicara Kepresidenan Otoritas Palestina (PA), Sabtu (24/12).

Resolusi yang mengutuk pembangunan permukiman ilegal Israel di tanah Palestina yang diduduki itu, menurut Rudeinah, sebagai pelanggaran hukum internasional.”Resolusi yang relevan,” ujarnya memuji resolusi DK PBB.

Duta Besar Palestina untuk PBB, Riyad Mansour, memuji resolusi DK PBB yang dia sebut sebagai penyelamat proses perdamaian.

”Setelah bertahun-tahun hukum diinjak-injak dan situasi menunju spiral ke bawah, resolusi hari ini mungkin benar dilihat sebagai usaha terakhir untuk melestarikan solusi dua-negara dan menghidupkan kembali jalur untuk perdamaian,” ucap Mansour, seperti dikutip The Jerusalem Post.

Para pimpinan Israel dan Palestina belum bertemu untuk pembicaraan damai sejak perundingan damai yang disponsori AS pada Mei tahun 2014, runtuh.

Menteri Luar Negeri Palestina, Riyad al-Maliki, mengatakan resolusi DK PBB  adalah ”kemenangan bagi rakyat Palestina”.”Itu menegaskan tidak diakuinya permukiman yang jelas melanggar hukum internasional dan hambatan untuk pencapaian solusi dua negara,” katanya.

Resolusi DK PBB itu diusulkan Mesir, Malaysia, Senegal, Selandia Baru dan Venezuela. Mesir memilih mundur setelah dilobi Presiden terpilih AS Donald Trump yang sebelumnya didesak Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk campur tangan. Meski tanpa Mesir, empat negara tetap memperjuangkan resolusi dan akhirnya putusan resolusi keluar melalui voting, di mana 14 suara mendukung dan satu suara abstain.

Hamas, melalui juru bicaranya, Fawzi Barhoum, turut memuji memuji resolusi DK PBB.

”Kami menyambut transformasi penting ini dan pembangunan di posisi internasional yang mendukung hak-hak Palestina di forum internasional,” ujarnya dalam sebuah pernyataan di situs resmi Hamas.

Hamas juga mendukung strategi internasional kepemimpinan Palestina untuk mewujudkan negara Palestina yang merdeka. Tapi, Hamas juga menganjurkan kepemimpinan Palestina untuk menggunakan strategi bersenjata. [Sindonews]

Related posts