Bentrok pengurus asrama Agara, Polresta: bukan kasus yang pertama, tapi berulang kali

Polisi mengamankan sebilah samurai usai diamakannya keributan yang terjadi di asrama mahasiswa Aceh Tenggara, Banda Aceh, Jumat (6/1). (Ist)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Kasus keributan yang di asrama mahasiswa Aceh Tenggara (Agara) di Jalan Cut Makmun Beurawe, Kecamatan Kuta Alam, Banda Aceh, Jumat (6/1) sekitar pukul 20:10 WIB mulai ditangani oleh Polresta Banda Aceh. Dalam insiden tersebut, personel Kepolisian sempat melepaskan dua kali tembakan peringatan ke udara untuk meredam suasana.

“Kasusnya sedang kami tangani dan kedua belah pihak sedang kami periksa secara intensif dan keterangan serta para saksi-saksi,” kata Kapolresta Banda Aceh, Kombes Pol T Saladin SH, melalui Kasat Reskrim Kompol Raja Gunawan SH MH seperti dilansir dari serambi, Sabtu (7/1).

Menurut dia, belum ada penetapan status tersangka dalam kasus tersebut, baik dari kelompok mahasiswa yang dituduh telah melakukan penggrusakan maupun dari pihak penanggung jawab asrama yang dituduh telah melakukan penyerangan terhadap mahasiswa.

“Masih kami dalami kasusnya dan kami juga berharap Pemkab Aceh Tenggara agar turun tangan dan memprioritaskan menyelesaikan masalah ini. Karena, dari keterangan yang kami peroleh, ini bukan kasus yang pertama, tapi telah terjadi berulang kali,” demikian Raja Gunawan.

Sebelumnya, berdasarkan informasi yang diperoleh, keributan antara penanggung jawab asrama dengan mahasiswa yang tinggal disebut-sebut dipicu oleh permasalahan anggaran yang diplotkan untuk operasional dan kelangsungan asrama.

Warga setempat yang mengetahui kejadian melaporkan hal tersebut ke seorang anggota polisi yang tiba ke lokasi. Tapi, karena keributan yang telah sering kali terjadi antara penanggung jawab asrama dengan para mahasiswa, seorang anggota Polisi yang bernama Saidi tidak mampu menghentikan kekacauan, meski dua tembakan peringatan dilepaskan ke udara.

Keributan itu sampai juga ke aparat Polresta dan Polsek Kuta Alam yang langsung menyambangi lokasi dan mengamankan kedua belah pihak. Mulai dari Ketua Asrama Suparta Rasyid bersama sejumlah mahasiswa lainnya yang mengaku dipukul dan diserang oleh Admin Segedang (53) cs maupun dari pihak penanggung jawab asrama.

Berbagai versi pun berkembang, baik yang disampaikan ketua asrama dan mahasiswa yang mengaku diserang dan dipukul oleh penanggung jawab asrama mahasiswa Aceh Tenggara, yakni Admin Segedang dibantu oleh penjaga asrama Abdul Rani (55) dan seorang menantunya. Versi yang disampaikan Admin Segedang yang menuding para mahasiswa Aceh Tenggara itu telah merusak asrama tempat mereka tempati selama ini. [Serambi]

Related posts