Mahasiswa blokade jalan tolak kenaikan BBM, listrik, STNK

Polisi mencoba mematikan ban yang dibakar oleh mahasiswa saat demo penolakan naiknya harga BBM, listrik, dan STNK di Solo, Senin (9/1). (Detik)

Solo (KANALACEH.COM) – Tidak kurang dari 300 mahasiswa di Solo melakukan aksi menolak kenaikan harga BBM, pencabutan tarif dasar listrik (TDL) dan pajak kendaraan.

Mereka menggelar aksi dengan terus berusaha memblokade Jalan Slamet Riyadi, Solo. Upaya blokade jalan baru berhasil dilakukan di depan balai kota.

Mereka sempat ribut dengan polisi yang berusaha memadamkan kobaran api dari ban bekas yang dibakar.

Aksi gabungan mahasiswa dari berbagai elemen itu digelar di Bundaran Gladag di Jalan Slamet Riyadi, Solo, pada Senin (9/1) siang.

Dalam aksinya mereka menyuarakan kekecewaan atas keputusan Pemerintah menaikkan harga BBM, pencabutan TDL dan pajak kendaraan.

Keputusan itu selain dinilai tidak populis juga dinilai tidak tepat diberlakukan di saat perekonomian lesu sehingga semakin menambah beban rakyat.

Selain itu Pemerintahan Jokowi – Kalla juga dinilai mengingkari janji politiknya pada saat kampanye yang berjanji akan lebih mengutamakan kepentingan rakyat.

Mereka bergantian berorasi sambil menggelar sejumlah spanduk dan poster kecaman pada keputusan menaikkan harga BBM, listrik dan pajak kendaraan.

Mereka terus merangsek maju ke tengah jalan sembari berusaha sedikit demi sedikit memperlebar lingkaran massa aksi untuk menutup jalan.

Pengamanan aksi langsung dipimpin oleh Kapolresta Surakarta, Kombes (Pol) Ahmad Luthfi. Polisi terus berupaya menahan massa agar tidak menutup total seluruh badan jalan dengan menurunkan tim negosiator.

Upaya itu berhasil menyisakan satu lajur jalan untuk lewat kendaraan roda empat, sedangkan kendaraan roda dua dialihkan ke jalur lambat.

Massa mahasiswa kemudian berjalan kaki untuk melanjutkan aksi ke balai kota untuk menyuarakan aspirasi yang sama.

Di depan balai kota mereka berhasil memblokade Jalan Sudirman dari arah selatan, sehingga polisi menutup arus lalu-lintas dari arah selatan.

Kendaraan yang sempat terjebak oleh polisi diarahkan melawan arus dengan membuka pembatas jalan.

Keributan kecil sempat terjadi ketika polisi berusaha merangsek untuk memadamkan ban yang dibakar oleh massa di depan balai kota.

Mahasiswa berusaha mempertahankan kobaran api namun akhirnya berhasil dipadamkan oleh polisi. Karena terus dihalangi, di akhir aksi mahasiswa justru memutuskan menutup pintu gerbang balai kota sebagai simbol tertutupnya hati nurani Pemerintah. [Detik]

Related posts