Nelayan Bakongan korban kebakaran akan disediakan rumah

Nelayan Lhokseumwe Minta Dermaga TPI Pusong Dikeruk
Ilustrasi nelayan di Aceh Utara. (Ist)

Tapaktuan (KANALACEH.COM) – Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan berencana akan membangun rumah permanen bagi 33 kepala keluarga nelayan yang menjadi korban musibah kebakaran di Desa Darul Ihsan, Kecamatan Bakongan, Senin (9/1).

Bupati Aceh Selatan HT Sama Indra di Tapaktuan, Selasa (10/1) mengatakan, untuk mewujudkan program tersebut, pihaknya sedang melakukan proses pendataan para korban termasuk kerugian materil yang dialami dampak dari musibah tersebut.

“Karena mayoritas para korban berasal dari nelayan maka kita berencana akan membangun rumah nelayan yang akan ditempatkan di sebuah kompleks terpisah dari lokasi sekarang ini. Menindaklanjuti hal itu, kita sedang melakukan proses pendataan di lapangan untuk melengkapi berkas proposal yang akan dikirimkan ke kementerian terkait di Jakarta,” kata Sama Indra.

Bupati mengaku, setelah melakukan peninjauan langsung ke lapangan pada Senin (9/1), pihaknya telah menghubungi pejabat di kementerian terkait melaporkan bahwa para korban musibah kebakaran di Kecamatan Bakongan tersebut mayoritas bekerja sebagai nelayan.

Karena Pemerintah Pusat sekarang ini memang sedang memprogramkan pembangunan rumah terhadap para nelayan, ujar Bupati, maka pejabat di kementerian terkait tersebut mengarahkan pihaknya untuk mengajukan proposal bantuan secara resmi agar dapat dimasukkan dalam program APBN-P 2017.

Menindaklanjuti hal ini, sambung Bupati, pihaknya langsung bergerak cepat melakukan proses pendataan di lapangan. Berdasarkan hasil pendataan tersebut diketahui bahwa jumlah kerugian materil yang dialami para korban mencapai Rp15 miliar lebih.

Proses pendataan ini, jelas Bupati, selain untuk mengetahui jumlah kerugian materil yang dialami korban, juga untuk mengetahui dari sebanyak 33 KK atau 141 jiwa korban kebakaran tersebut berapa orang diantaranya yang benar-benar berasal dari nelayan dan yang bukan nelayan.

Termasuk dari jumlah keseluruhan korban tersebut, sebagiannya juga telah pernah mendapat bantuan rumah yang dibangun di Desa Padang Beurahan, Kecamatan Bakongan, semasa berjalannya program Badan Rehabiltasi dan Rekonstruksi (BRR) NAD-Nias.

“Inilah gunanya kita lakukan proses pendataan secara akurat dan transparan agar tidak terjadi tumpang tindih, sebab sebagian warga korban telah pernah menerima bantuan rumah dari BRR,” tutur dia.

Namun, rumah bantuan yang telah ada tersebut sampai saat ini tidak bersedia ditempati dengan alasan jauh dari lokasi mata pencaharian mereka sebagai nelayan yang tetap menghendaki tinggal di pemukiman penduduk pinggir pantai, ungkap Bupati.

Meskipun demikian, Bupati mengaku telah meminta kepada Kepala Desa Darul Ihsan untuk membujuk para warga korban kebakaran yang sebelumnya telah mendapat bantuan rumah dari BRR agar bersedia menempati rumah tersebut sebagai tempat tinggal sementara.

Selain berencana mengusulkan bantuan rumah nelayan ke kementerian terkait, Pemkab Aceh Selatan juga berencana akan membangun barak sementara di lokasi musibah kebakaran.

“Namun sebelum pembangunan barak sementara tersebut direalisasikan, terlebih dulu kita ingin mendapat persetujuan dari para korban apakah barak tersebut bersedia ditempati atau tidak. Sebab jangan sampai setelah barak tersebut dibangun ternyata tidak ada yang menempatinya,” sebut Bupati.

Sementara itu, Camat Bakongan Martunis mengatakan pihaknya menyambut baik rencana Pemkab Aceh Selatan akan membangun rumah bagi para nelayan yang menjadi korban musibah kebakaran tersebut.

Namun terkait rencana akan dibangun barak sementara, Camat Martunis mengaku tidak berani menjamin apakah warga korban benar-benar akan bersedia menempatinya atau tidak. Sebab tingkat tenda pengungsian sementara yang telah dibangun pihaknya bersama dinas terkait sejak hari pertama kejadian sampai sekarang ini tidak ditempati oleh para korban.

“Pihak sanak famili atau keluarga besar para korban kebakaran tersebut melarang mereka tinggal di tenda pengungsian. Para korban diarahkan untuk tinggal sementara di rumah-rumah saudaranya. Meskipun demikian, kami tetap mendukung untuk dibangun barak sementara, mungkin setelah beberapa hari tinggal di rumah saudaranya, para korban akan lebih memilih tinggal di barak pengungsian,” katanya. [Antara]

Related posts