Keude Trumon mencekam pascabentrok antar pendukung cagub

ilustrasi. (infoanime.com)

Tapaktuan (KANALACEH.COM) – Desa Keude Trumon, Kecamatan Trumon, Kabupaten Aceh Selatan, masih mencekam pasca terjadi bentrokan antar pendukung calon Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh, Selasa (10/1) malam.

Pantauan wartawan di Desa Keude Trumon sekitar 120 Km arah timur Tapaktuan, Ibukota Aceh Selatan, Rabu, sedikitnya 150 personil Brimob dan TNI Kompi Trumon bersenjata lengkap sejak Selasa malam hingga Rabu pagi masih berjaga-jaga di seluruh penjuru desa tersebut.

Bahkan untuk meredam amuk massa, Kapolres Aceh Selatan AKBP Achmadi SIK bersama Komandan Kodim 0107 Letkol Kav Hari Mulyanto bersama puluhan personil Polres langsung turun ke lokasi terjadi bentrokan di Keude Trumon, pada Selasa malam.

Selain menggelar pertemuan dengan petinggi dan anggota pendukung Calon Gubernur Irwandi Yusuf di Keude Trumon, pada malam itu orang nomor satu di jajaran Polri dan TNI di Aceh Selatan tersebut juga menyempatkan diri menggelar pertemuan dengan petinggi dan anggota pendukung Calon Gubernur Muzakir Manaf di sebuah tempat terpisah.

Sebuah sumber yang menghadiri pertemuan itu menyebutkan, dari kedua pertemuan yang digelar Kapolres dan Dandim di sepakati  pada hari ini digelar upaya perdamaian kedua belah pihak dengan difasilitasi pejabat Forkopimda Aceh Selatan di Kantor Polsek Ladang Rimba, Kecamatan Trumon Tengah.

Sementara itu, salah seorang pendukung Irwandi Yusuf yang juga mantan kombatan GAM wilayah Trumon, Teuku Heru Zulfikar mengungkapkan ihwal mula terjadinya bentrokan bermula dari aksi pemukulan yang dilakukan pendukung Muzakir Manaf yang juga Wakil Panglima Sagoe Kecamatan Trumon bernama Mursal alias Si Boss terhadap salah seorang pendukung Irwandi Yusuf yang juga mantan kombatan GAM bernama Abdul Manan.

Aksi itu berujung pada perusakan dan pembakaran atribut salah satu partai politik lokal serta alat peraga kampanye (APK) salah satu pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur tersebut

Aksi pemukulan pada Senin (9/1) tersebut persis terjadi di ruas jalan lintasan Keude Trumon – Bulohseuma, saat korban yang merupakan warga Desa Teupin Tinggi hendak pulang ke rumahnya dengan mengendarai kendaraan roda dua.

Menurut pengakuan korban, kata Heru Zulfikar, saat berpapasan di ruas jalan tersebut, pelaku yang mengendarai kendaraan roda empat hendak menabrak korban, namun beruntung berhasil dielak oleh korban.

Kemudian pelaku turun dari mobilnya langsung memukul korban seraya mencabut stiker gambar Irwandi Yusuf yang dipasang di sepeda motor korban.

“Saat terjadi aksi pemukulan tersebut, ada dua orang saksi rekan korban yang melihat. Mereka adalah Basmi dan Si Toe keduanya berasal dari satu desa dengan korban,” ujar dia.

Penyebab korban dipukul dan diteror selama ini karena korban tidak bersedia mengikuti keinginan pelaku untuk tidak membantu calon nomor 6 yakni Irwandi – Nova, ungkap Heru Zulfikar mengutip keterangan korban.

Aksi pemukulan yang tanpa ada perlawanan dari korban tersebut, sambung Heru, kemudian dilaporkan kepada Ketua Tim Sukses Irwandi -Nova Kecamatan Trumon bernama Bastami Ali.

Kemudian Bastami Ali yang juga mantan kombatan GAM dengan didampingi Heru Zulfikar pada Senin malam langsung menghubungi Kapolsek Trumon Iptu Damri untuk melaporkan persoalan tersebut melalui saluran handphone.

Karena saat itu, Kapolsek sedang berada di Tapaktuan maka Kapolsek Iptu Damri meminta kepada Ketua timses Irwandi -Nova Kecamatan Trumon untuk menahan diri sambil menunggu yang bersangkutan kembali dari Tapaktuan.

Setelah Kapolsek tiba di Trumon pada Selasa (10/1) sore, kemudian korban dengan didampingi Ketua Timses Kecamatan Trumon bersama para saksi mendatangi Mapolsek setempat untuk melaporkan kasus pemukulan tersebut secara resmi.

Namun, setelah mendengar penjelasan yang sebenarnya dari korban, Kapolsek Iptu Damri justru memberi saran agar kasus itu diselesaikan secara kekeluargaan.

Meskipun demikian, setelah dilakukan perundingan akhirnya korban bersama timses kecamatan sepakat berdamai dengan catatan harus ada surat perdamaian yang ditandatangani oleh kedua belah pihak.

“Namun yang sangat kami sesalkan adalah, ternyata keinginan berdamai tersebut hanya berasal dari sebelah pihak saja atas saran Kapolsek. Sementara si pelaku belum jelas apakah mau berdamai atau tidak. Hal itu terbukti, berselang sekitar lima menit setelah pulang dari Kantor Polsek, pelaku kembali menelphone ketua timses kecamatan mengancam dan mengajak untuk adu jotos,” ungkap Heru.

Namun berdasarkan hasil musyawarah yang digelar bersama rekan-rekannya, Ketua Timses Irwandi-Nova Kecamatan Trumon sepakat untuk tidak meladeni atau tidak merespon ajakan adu jotos tersebut karena mereka sadar bahwa tindakan itu merupakan bagian dari aksi provokasi yang sengaja dilakukan pihak tertentu untuk memanas-menasi dan mengacaukan suasana.

Namun, berselang beberapa saat kemudian pelaku bernama Mursal alias Si Boss kembali mengirim SMS dan bahkan menelphone ulang ketua timses kembali mengajak adu jotos seraya meminta kepada ketua timses supaya mengajak seluruh rekan-rekannya.

“SMS yang dikirim berulang-ulang tersebut masih disimpan oleh ketua timses sebagai barang bukti,” tegas Heru.

Menurut Heru, baru memuncaknya kemarahan mereka karena pada Selasa malam sekitar pukul 21.00 WIB pelaku kembali menelphone ketua timses dengan mengucapkan kata-kata bahwa pihaknya sudah menunggu di Desa Keude Trumon, karena itu pelaku meminta kepada ketua timses bersama rekan-rekannya segera datang secara beramai-ramai.

“Karena secara terus-menerus diajak dan ditantang, kami atas nama tim Irwandi -Nova merasa sudah dilecehkan oleh pelaku,” sesal Heru.

Anggota timses Irwandi – Nova yang sudah tersulut emosi, kata dia, dengan seketika berkumpul di Desa Panton Bili. Anggota yang berjumlah sekitar 200 orang lebih ini berasal dari Kecamatan Bakongan Raya dan Trumon Raya

Namun, kata Heru, disaat ratusan pendukung Irwandi – Nova sudah berada di Desa Keude Trumon, pada Selasa pukul 22.00 WIB ternyata pelaku sudah tidak berada lagi di lokasi dimaksud.

Massa yang sudah terselut emosi, kata Heru, terpaksa melampiaskan kemarahannya dengan cara merusak dan membakar sejumlah bendera salah satu partai lokal serta alat peraga kampanye salah satu pasangan calon gubernur di seputaran Keude Trumon.

Ratusan massa yang berkumpul di posko pemenangan Irwandi – Nova di Desa Keude Trumon, lanjut Heru, baru membubarkan diri pada Rabu dinihari setelah Kapolres Aceh Selatan AKBP Achmadi SIK dan Dandim 0107 Letkol Kav Hari Mulyanto bersama ratusan pasukan Brimob dan TNI Kompi Trumon datang ke lokasi meminta massa segera membubarkan diri.

“Saat meminta kami untuk membubarkan diri pada Rabu dinihari itu, Kapolres dan Dandim berjanji akan mengamankan posko timses Irwandi – Nova di Keude Trumon serta akan memproses hukum pelaku pemukulan,” ujar dia.

Sampai Rabu pagi ratusan pasukan Brimob dan TNI masih berjaga-jaga di seluruh penjuru desa untuk mengantisipasi terjadinya aksi bentrokan susulan, katanya. [Antara]

Related posts