Piala Dunia 2026 diikuti 48 tim, siapa yang diuntungkan?

Kantor FIFA. (Afp)

Jakarta (KANALACEH.COM) – FIFA telah sepakat memperluas keanggotaan Piala Dunia dari 32 menjadi 48 tim atau negara.

Kini muncul pertanyaan, bagaimana sistem turnamennya dan siapa yang diuntungkan dari penambahan keanggotaan Piala Dunia ini?

Usulan Presiden FIFA, Gianni Infantino menambah jumlah anggota Piala Dunia sudah disepakati dan pada 2026 akan terbentuk 16 grup dengan masing-masing tiga tim.

Ini perubahan pertama kali sejak 1998 atau perubahan ketujuh sejak Piala Dunia 1930 yang hanya diikuti oleh 13 tim.

Pada 1934 terjadi penambahan keanggotaan menjadi 16 tim, tahun 1950 turun lagi menjadi 13 tim, lalu tahun 1954 kembali lagi menjadi 16 tim, tahun 1982 menjadi 24, tahun 1998 menjadi 32 dan pada 2026 nanti menjadi 48 tim/negara.

Namun, ada sejumlah pertanyaan yang muncul seperti di bawah ini:

Bagaimana format baru ini diterapkan?

Para delegasi yang menghadiri sidang FIFA memilih empat opsi berbeda untuk perluasan Piala Dunia, termasuk usulan 40 tim dibagi dalam empat atau lima grup.

Tetapi mayoritas mendukung usulan Infantino yakni 48 tim dibagi menjadi 16 grup dengan masing-masing grup terdiri dari tiga tim.

Para pengeritik mengatakan, proposal perluasan keanggotaan FIFA sebenarnya karena faktor duit saja. Dan FIFA tidak membantah itu.

Bahkan badan sepakbola dunia itu memprediksi keuntungan yang bisa diraih dari penambahan kepesertaan Piala Dunia mencapai £5,3 miliar, jauh lebih tinggi dibandingkan Piala Dunia Rusia pada 2018 yang hanya £4,5 miliar.

Proposal penambahan keanggotaan Piala Dunia ini juga untuk membuktikan janji Infantio, yang menggantikan Sepp Blatter pada Februari lalu, dimana dia mengatakan sebanyak 135 dari 211 anggota FIFA tidak pernah bermain di Piala Dunia.

Siapa yang mendapat keuntungan dari usulan ini?

Sudah diputuskan bahwa ada penambahan 16 tempat atau jatah untuk Piala Dunia 2026, tetapi ada satu proposal yang saat ini sedang dikaji yakni Eropa meminta tambahan jatah tiga tim lagi.

Afrika meminta tambahan empat tempat dan Amerika Selatan meminta enam tim yang otomatis mengikuti kualifikasi. Oseania mendapat garansi finalis, dan tiga jatah akan diberikan ke Asia dan satu dari Federasi CONCACAF.

Siapa yang mendukung dan siapa yang menolak?

Tentu tidak semua orang mendukung perluasan keanggotaan Piala Dunia ini. Kelompok penekan yang selama ini mengampanyekan reformasi FIFA begitu tanggap ketika ada yang mengeritik bahwa perubahan ini hanya karena motivasi duit semata.

“(Kritik) Ini tidak akan membantu pengembangan pertandingan atau menyediakan kesempatan kompetisi yang bagus bagi negara-negara yang berada di rangking buntut FIFA,” kata kelompok itu dalam pernyataan resmi.

Asosiasi Klub Eropa yang sangat berpengaruh saat ini, memang menolak gagasan tersebut.

Manchester United dan Liverpool yang merupakan anggota asosiasi itu mengatakan, keputusan memperluas keanggotaan FIFA lebih karena alasan politik dan bukan karena alasan olahraga.

Jerman juga mengeritik keras reformasi Piala Dunia, tetapi mayoritas negara-negara Eropa justru mendukung rencana Presiden FIFA itu.

Tetapi Ketua Asosiasi Sepakbola Skotlandia, Stewart Regan menyambut baik berita tersebut dengan mengatakan, “Kami percaya ini langkah positif, khususnya untuk negara-negara kecil dan akan membolehkan lebih banyak lagi para fans memberikan dukungan kepada negaranya di mana pun mereka berlaga di final Piala Dunia.”

“Ini juga memberikan peluang kepada negara-negara itu untuk menanamkaan investasi di bidang infrastruktur olahraga dan pengembangan potensi pemuda, yang mana hal ini akan sangat bermanfaat untuk kehidupan sosial,” kata Regan.

Asosiasi Sepakbola Inggris mendukung usulan Infantino, tetapi pejabat eksekutif FA, Martin Glenn baru-baru ini mengatakan, pihaknya akan mempelajari cetak biru usulan Presiden FIFA itu.

“Saya tidak bisa mempengaruhi FIFA. Kami ingin menciptakan turnamen yang kecil karena kualitas pertandingan menjadi faktor utama, tetapi kami mencoba mempengaruhi hal ini,” kata dia awal bulan ini.

Apa saja yang belum diputuskan?

Ada beberapa hal yang belum dibahas tuntas terkait reformasi total yang diusul Infantino, termasuk usulan pinalti untuk meminimalisasi kolusi antar-tim pada pertandingan final, kalau tujuannya untuk menjegal timl ain.

Hal lain yang masih dibahas soal siapa yang akan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2026. Masalah ini belum dijadwalkan, walau Amerika Serikat sudah mengajukan diri siap menjadi tuan rumah bersama Kanada dan Meksiko. [Beritasatu]

Related posts