Kemlu dorong UNHCR cari tempat layak untuk muslim Rohingya di Aceh

Konflik Rakhine, puncak gunung es diskriminasi Myanmar
Pengungsi Rohingya. (Arrahma.com)

Jakarta (KANALACEH.COM) – Konflik yang terjadi di Rakhine, Myanmar tak hanya menimbulkan banyak korban jiwa, tapi juga menyebabkan gelombang pengungsi ke sejumlah negara, salah satunya Indonesia. Setelah terombang ambil selama di lautan, para pengungsi dari Rakhine, atau dikenal dengan Rohingya sempat terdampar di pantai Aceh.

Lebih dari seribu imigran Rohingya sempat diselamatkan dan ditampung di Negeri Serambi Makkah tersebut. Namun, seiring berjalannya waktu, angka pengungsi terus berkurang dan kini hanya berjumlah 200 orang saja. Mereka diharapkan segera meninggalkan Indonesia pada Mei 2017 mendatang.

“Saat ini jumlah imigran sudah berkurang. Dari seribu sekian kini tidak lebih dari dua ratus orang yang ada di Aceh,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir saat jumpa pers di Kementerian Luar Negeri, Jl Pejambon, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (12/1).

Pemerintah terus mendorong agar Komisi Tertinggi PBB untuk pengungsi, atau UNHCR, mencari solusi agar muslim Rohingya yang masih berada di Aceh bisa mendapatkan tempat baru. Namun, dia mengakui pencarian lokasi itu tidak bisa dicapai dalam waktu dekat.

“Solusi yang kita tekankan tidak hanya pertimbangan di tempat tujuan pengungsi, tetapi juga negara tempat transit dan negara asal para pengungsi,” papar Tata.

Kendati demikian, bantuan Indonesia terhadap warga muslim di Negara Bagian Rakhine terus berlanjut. Bantuan tersebut berupa pembangunan inklusif dan bahan pangan.

“Bulan Desember lalu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi juga telah bertemu dengan kelompok humatarian Indonesia yang bersedia memberikan bantuan jangka pendek, menengah, maupun panjang. Selain itu, pemerintah juga memberikan bantuan berupa pengiriman 10 kontainer bahan pangan serta pembangunan dua sekolah di sana,” tutup Tata. [Merdeka.com]

Related posts