Irwan Djohan nilai PLN tidak profesional

Wakil Ketua DPRA, Irwan Djohan (foto: Ist)
Wakil Ketua DPRA, Irwan Djohan (foto: Ist)

Banda Aceh (KANALACEH.COM)  – Wakil Ketua DPR Aceh, Teuku Irwan Djohan merasa sangat kesal terhadap kinerja PLN Aceh yang menurutnya tidak profesional dalam memberikan pelayanan listrik kepada masyarakat Aceh selama ini.

Irwan mengaku selama tiga tahun di DPR Aceh, telah melakukan komunikasi dengan beberapa General Manager (GM) PLN Aceh, mulai masa Sulaiman Daud dan Bob Saril untuk menanyakan persoalan yang dihadapi oleh PLN Aceh sehingga tidak mampu memberikan pelayanan yang normal dalam penyediaan listrik kepada masyarakat dan mengapa terlalu sering terjadi pemadaman.

“Dalam beberapa kali pertemuan dengan GM PLN Aceh, saya selalu tanyakan apa yang bisa dilakukan oleh Pemerintah Aceh untuk membantu PLN dalam penyediaan listrik kepada masyarakat, tapi tidak ada jawaban yang jelas dan sampai tiga orang GM PLN berganti, belum ada peningkatan bahkan semakin mengecewakan,” ujar Irwan Djohan melalui rilis yang diterima, Selasa (4/4).

Politisi NasDem ini menilai PLN sebagai BUMN yang paling konyol, karena PLN adalah perusahaan yang melakukan usaha monopoli tanpa persaingan. Sementara perusahaan-perusahaan lain dalam dunia bisnis harus berkompetisi untuk meraih pelanggan serta meraih keuntungan.

“PLN tidak punya saingan, mereka pemain tunggal dalam bisnis penyedia listrik. Tapi pelayanannya tidak profesional. Sayang sekali masyarakat yang harus tetap setia menjadi pelanggan dengan menerima pelayanan seburuk apapun dari PLN karena tidak punya pilihan lain. Pelanggan PLN sering dirugikan tanpa menerima kompensasi apapun,” ujarnya.

Akibat pemadaman listrik oleh PLN, masyarakat jelas dirugikan. Banyak peralatan elektronik yang rusak, perusahaan dan toko-toko harus tutup  atau membeli BBM untuk genset. Kegiatan kantor-kantor pemerintahan juga terganggu. Termasuk kegiatan pendidikan di sekolah-sekolah.

Lebih lanjut Irwan mencontohkan, jika perusahaan BUMN lain seperti PT Garuda Indonesia, di saat mereka merugikan pelanggan seperti penerbangan delay, selalu ada kompensasi yang diberikan kepada pelanggan. Bahkan Menteri Energi di Jepang sampai harus membungkukkan badannya selama puluhan menit untuk memberikan hormat dan permohonan maaf kepada publik akibat terjadi pemadaman listrik di negeri sakura itu. Hal itu membuktikan bahwa mereka punya rasa malu dan tanggungjawab atas masyarakat yang dilayani.

“Tapi PLN Aceh dengan seenaknya dan sesukanya memadamkan listrik tanpa ada rasa bersalah, tanpa minta maaf dan tidak memberi kompensasi apapun atas kerugian yang dialami masyarakat. Hal itu terjadi hampir setiap saat, termasuk di Kota Banda Aceh yang merupakan Ibukota Provinsi Aceh,” kata Irwan.

Kota Banda Aceh sebagai Ibukota Provinsi Aceh, menurut Irwan adalah etalase dari keseluruhan provinsi. Orang lain menilai Aceh dengan melihat Kota Banda Aceh. PLN harus memahami bahwa yang tinggal di Banda Aceh bukan hanya masyarakat ber-KTP Aceh saja, tapi banyak juga orang dari luar Aceh maupun dari luar negeri seperti wisatawan, pekerja, pengusaha dan investor. [Randi/rel]

Related posts