Situs diduga peninggalan Kerajaan Majapahit dijarah

Situs diduga peninggalan Kerajaan Majapahit dijarah
Ilustrasi. (inspirasimajapahit.com)

Mojokerto (KANALACEH.COM) – Akibat pengawasan dari instansi terkait  lemah, struktur batu bata kuno sebuah situs yang diduga peninggalan Kerajaan Majapahit di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, dibongkar untuk keperluan usaha pembuatan batu bata.

Struktur batu bata tersebut berada di Dusun Bendo, Desa Kumitir, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto. Kecamatan Jatirejo masih termasuk Kawasan Cagar Budaya Nasional sesuai Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 260/M/2013 tentang Penetapan Satuan Ruang Geografis Trowulan Sebagai kawasan Cagar Budaya Peringkat Nasional tertanggal 30 Desember 2013 dan dilindungi Undang-Undang.

Jatirejo berbatasan langsung dengan Kecamatan Trowulan yang menjadi pusat situs-situs utama peninggalan Kerajaan Majapahit  selama abad ke-12 hingga 15 Masehi.

Struktur batu bata yang dibongkar tersebut berada di kawasan usaha pembuatan batu bata  di kecamatan setempat. Struktur tersebut terpendam tanah dan berada diantara jalan dan kebun tebu. Lahan tersebut merupakan lahan pribadi warga yang disewa perajin batu bata untuk dikeruk tanahnya digunakan sebagai bahan baku pembuatan batu bata.

Juru bicara Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan Nila Prambani mengatakan tim BPCB Trowulan sudah mengecek ke lokasi. “Sudah dilaporkan ke Dirjen Kebudayaan,” katanya, Ahad (9/4).

Nila enggan menjelaskan jenis bangunan dari struktur yang sudah berserakan akibat dibongkar tersebut. “Nanti menunggu rilis dari Dirjen,” katanya. Kepala BPCB Trowulan Andi Muhamad Said belum bisa dikonfirmasi terkait hal ini. Beberapa kali dihubungi melalui telepon selulernya namun tak aktif.

Informasi pembongkaran struktur batu bata kuno diduga situs peninggalan zaman Majapahit itu semula diunggah kel Facebook oleh salah satu warga Mojokerto yang juga pemerhati cagar budaya, Deni Indianto. Dalam foto tampak sejumlah orang membongkar bangunan batu bata kuno yang terpendam dalam tanah dan dimasukkan dalam mobil pikap.

“Saya dapat fotonya dari teman dan saya unggah ke Facebook agar ada perhatian dari intansi terkait,” kata perajin patung batu andesit khas Trowulan ini.

Terbukti, dari media sosial, banyak pihak yang simpati sekaligus prihatin atas pembongkaran struktur batu bata kuno itu. Bahkan aparat Kepolisian dan TNI sampai turun tangan meninjau lokasi.

Deni menilai pengawasan yang dilakukan instansi terkait terutama BPCB Trowulan masih lemah. “Kalau sudah dirusak seperti itu mereka (BPCB) baru marah-marah,” katanya. Ia berharap ada penanganan atas rusaknya struktur yang diduga bagian dari kehidupan masyarakat zaman Majapahit. [Tempo.co]

Related posts