Penutupan AKKES, FPA: Pemkab jangan tergesa-gesa

Permasalahan Akkes dinilai tak sejalan dengan misi Cek Mad
Kampus AKKES Aceh Utara.

Lhoksukon (KANALACEH.COM) – Forum Pemuda Aceh Utara (FPA) mengharapkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Utara jangan tergesa-gesa dalam mengambil keputusan menutup Akademi Kesehatan (AKKES) Aceh Utara.

“Bila AKKES Aceh Utara ditutup, kami menyanyangkan keputusan yang diambil pemkab, karena mengingat kampus tersebut sudah lama berdiri,” kata Ketua FPA, Musfen kepada Kanalaceh.com, Rabu (12/4).

Musfen mengatakan, saat ini AKKES Aceh Utara sudah banyak melahirkan lulusan-lulusan terbaik untuk mengabdi pada masyarakat. Menurutnya penutupan ini sangat merugikan alumni, dan mahasiswa.

“Sesuai aturan yang berlaku, pengelola pendidikan tinggi merupakan wewenang pemerintah pusat bukan daerah, maka itu, dalam menyikapi surat keputusan dari Kemendagri pemkab harus mempertimbangkan keputusan yang akan diambil,” ujarnya.

Pemkab harus mengabil opsi lain, yaitu dengan cara bergabung dengan kampus Universitas Malikussaleh (Unimal).

“Kampus AKKES sangat banyak manfaat bagi masyarakat Aceh Utara dan Kota Lhokseumawe dimana para orang tua tidak terlalu banyak beban untuk biaya sekolah dan begitu juga mereka yang ingin melanjutkan kuliah Akbid atau Akper negeri tidak harus ke Banda Aceh maupun keluar daerah. Tapi bila kampus AKKES ditutup kita mengkhawatirkan banyak generasi muda yang tidak bisa mencapai impiannya,” kata Musfen.

Seperti diketahui, dalam tahun ajaran ini, AKKES Aceh Utara tidak lagi menerima mahasiswa baru, karena proses belajar dan mengajar di akademi itu tinggal 2 tahun lagi. Sedangkan mahasiswa yang ada saat ini, hanya menyelesaikan proses pendidikannya saja.

Setelah itu gedung Akademi itu akan dijadikan Unit Pelayanan Unit Daerah (UPTD) Dinas Kesehatan Aceh Utara. Bahkan bisa dijadikan tempat diklat dan pelatihan untuk Pemerintah Aceh Utara dan Kota Lhokseumawe.

“Kami mengharapkan kepada Pemkab Aceh Utara agar mengambil langkah yang tepat terkait penutupan AKKES dan memikir resiko ke depannya bila Akkes itu ditutup,” harapnya.

Musfendi menambahkan, pihaknya juga sudah pernah berupaya melakukan komunikasi dengan pihak kampus Unimal dan mereka siap menerima bila digabung. Bahkan Rektor Unimal sendiri jauh hari sudah membicarakan dengan Pemerintah Aceh Utara.

Sementara itu Ketua Gerakan Mahasiswa Indonesia Anti Korupsi (Geminak), Juliadi menanggapi terkait kebijakan Pemkab Aceh Utara yang akan menutup AKKES atau beralih fungsinya.

Menurut Juliadi, tentunya Pemkab Aceh Utara sudah jauh-jauh hari memepertimbangkan baik buruknya kebijakan menutup AKKES tersebut.

Dia berharap langkah penutupan itu bukan faktor ketiadaan anggaran atau menggeser anggaran pendidikan ke proyek-proyek yang berorientasi bisnis atau keuntungan semata.

“Jangan sampai Aceh Utara hanya menjadi lahan bisnis politik, artinya siapa yang berkuasa maka mereka bisa sesuka hatinya menggunakan anggaran,” harap Juliadi. [Rajali Samidan]

Related posts