May Day, Venezuela naikkan upah minimum di tengah krisis ekonomi

May Day, Venezuela naikkan upah minimum di tengah krisis ekonomi
Ilustrasi krisis keuangan. (Merdeka.com)

Jakarta (KANALACEH.COM) – Presiden Venezuela Nicolas Maduro menaikkan upah minimum bagi rakyatnya sebesar 60 persen di tengah krisis ekonomi yang melanda negara tersebut.

Kenaikan itu akan diberlakukan bagi semua profesi termasuk guru, dokter, petugas pemadam kebakaran, polisi, dan personel militer.

Dilansir dari laman CNN, Senin (1/5), kenaikan ini merupakan yang terbaru dari serangkaian kenaikan upah minimum besar-besaran yang dilakukan pemerintah karena mata uang negara tersebut semakin merosot nilainya.

Menurut situs kurs dolar populer, upah yang diberikan sebesar USD 46,70 (setara Rp622.000) tiap bulannya.

Namun meski jumlah kenaikan tampak signifikan, upah tersebut tetap tidak bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pasalnya, harga pangan, barang, dan obat-obatan di negara itu juga ikut meroket. Harga-harga tersebut dinilai masih terlalu mahal bagi sebagian besar rakyat Venezuela.

Tahun ini, pengangguran di Venezuela diperkirakan mencapai 25 persen. Angka tersebut diprediksi bisa meningkat hingga 28 persen di tahun depan.

Perekonomian Venezuela diperkirakan akan terus di posisi merah hingga tahun berikutnya, mengingat penyusutan perekonomian menembus angka 18 persen sejak tahun lalu.

Krisis tersebut mendorong rakyat Venezuela turun ke jalan untuk melakukan demonstrasi. Kekacauan akibat unjuk rasa terjadi di beberapa titik di negara tersebut. Bahkan, hingga Rabu lalu, sedikitnya 28 orang dilaporkan telah tewas sejak aksi protes merebak.

Sementara itu, Maduro yang mulai menjabat sejak 2013 lalu dianggap sebagai penyebab dari krisis ekonomi di negaranya. Dia diklaim telah menyebabkan kesengsaraan bagi rakyatnya di tengah perang ekonomi yang dilancarkan oleh lawan-lawan politiknya. [Merdeka.com]

Related posts