Rupiah sore ini menguat tajam di tengah kejatuhan Pounds

Rupiah pulang melemah 57 poin ke Rp13.352/USD
Ilustrasi - Uang rupiah. (Sindonews)

Jakarta (KANALACEH.COM) – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan hari ini ditutup menguat cukup tinggi dibanding penutupan akhir pekan kemarin. Menguatnya rupiah ini di tengah melemahnya poundtserling terhadap USD dan euro.

Rupiah menurut Yahoo Finance pada hari ini ditutup di level Rp13.316/USD atau menguat dibanding posisi penutupan sebelumnya di level Rp13.336/USD. Rupiah sendiri bergerak dengan kisaran Rp13.293-Rp13.331/USD.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah juga tercatat menguat ke level Rp13.312/USD dibanding penutupan akhir pekan kemarin yang berada di level Rp13.329/USD dengan kisaran harian Rp13.299-Rp13.339/USD.

Data bersumber dari Limas menunjukkan rupiah di perdagangan sore ini juga naik ke level Rp13.320/USD. Posisi ini membaik dari posisi sebelumnya di level Rp13.330/USD.

Data dari kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah tertahan di level Rp13.316/USD. Posisi ini lebih baik dari sebelumnya yang berada di level Rp13.327/USD.

Seperti dilansir Reuters, Selasa (2/5), poundsterling kembali mengalami pelemahan terhadap USD di bawah level 1,29 setelah akhir pekan kemarin menguat di tengah mana seluruh Uni Eropa mengambil sikap keras dan bersatu atas keluarnya Inggris dari blok tersebut, karena para pelaku pasar mengamati data manufaktur.

EU-27 mengesahkan istilah perceraian yang kaku untuk Inggris pada Sabtu dan memperingatkan warga Inggris untuk “tidak ada ilusi” bahwa kesepakatan untuk mempertahankan akses ke pasar Eropa akan cepat dan mudah, pada pertemuan puncak di Brussels yang ditandai dengan harmoni yang tidak biasa di antara para pemimpin.

Namun, poundsterling yang sejak pemungutan suara Inggris pada Juni lalu untuk meninggalkan Uni Eropa sangat sensitif terhadap tanda-tanda bahwa negara tersebut menuju “Brexit keras” di mana akan kehilangan akses istimewa apapun ke pasar tunggal. Hal ini menunjukkan sedikit tanda-tanda meningkatnya ketegangan pada Selasa.

Poundsterling terhadap USD turun 0,1% menjadi USD1,2866, kurang dari satu sen dari level tertinggi tujuh bulan di posisi 1,2965 pada pekan lalu. Terhadap euro, poundsterling juga turun
0,2% menjadi 84,76 pence.

Mata uang tersebut mengabaikan data pada Jumat yang menunjukkan ekonomi melambat ke level terendah dalam satu tahun dalam tiga bulan pertama 2017, karena inflasi yang lebih tinggi sebagian besar disebabkan oleh melemahnya poundsterling menyusul permintaan Brexit tahun lalu. [Sindonews]

Related posts