Jokowi: Tunjukkan di mana ada PKI, detik ini juga saya gebuk!

Buka Sail Sabang, besok Presiden Jokowi tiba di Aceh
Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi). (Kanal Aceh/Fahzian Aldevan)

Malang (KANALACEH.COM) – Presiden Joko Widodo menyampaikan sambutan selama 55 menit dalam acara pembukaan Kajian Ramadan 1438 Hijriah. Kegiatan yang diadakan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur ini diadakan di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mulai hari ini, Sabtu (3/6) hingga Minggu (4/6).

Presiden Jokowi berpidato dengan mengenakan jas almamater UMM warna merah marun. Jas itu dikenakan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haidar Nashir sebagai penanda Jokowi menjadi warga kehormatan UMM.

Sejatinya tiada hal baru yang disampaikan Jokowi. Presiden ketujuh ini kembali mengingatkan ribuan hadirin untuk meningkatkan daya saing Indonesia di dunia internasional, yang dulu pernah disegani negara-negara lain di kawasan Asia. Jokowi menyerukan pentingnya melaksanakan nilai-nilai Pancasila dan menghormati kebinekaan.

Ia juga meminta kepada semua warga negara untuk bijak bermedia sosial dengan cara tidak menyebarluaskan kabar dusta atau hoax, menghentikan penyebaran fitnah dan hujatan.

Namun, di akhir sambutannya, Jokowi dengan gamblang menyampaikan isu bangkitnya Partai Komunis Indonesia (PKI).

“Saya mau bicara mengenai masalah yang berkaitan dengan PKI karena sekarang ini masih banyak isu bahwa PKI bangkit, komunis bangkit,” kata Jokowi, yang disambut tepuk tangan meriah dari warga dan mahasiswa Muhammadiyah. “Lho, kok malah ditepuki,” ujar dia bercanda.

Jokowi menegaskan tiada ruang sekecil apa pun bagi komunisme di Indonesia. Negara telah tegas melarang kehadiran PKI. Ia malah mempertanyakan desas-desus kebangkitan komunisme di Indonesia.

“Pertanyaannya, di mana? Di mana? Karena jelas, sudah jelas, di konstitusi kita jelas, ada TAP (Ketetapan) MPR bahwa komunisme dilarang di negara kita Indonesia. Jadi, kalau bisa tunjukkan pada saya, saya gebuk detik itu juga,” kata Jokowi dalam mimik yang serius.

Jokowi tidak terima dirinya dikait-kaitkan dengan PKI, apalagi ia dituding melindungi komunisme. Padahal, ujar Jokowi, PKI dibubarkan saat ia berusia tiga tahun sehingga mustahil ia dikait-kaitkan dengan keberadaan maupun kebangkitan PKI.

“Apalagi disorong-sorongkan ke saya, seolah saya melindungi. Melindungi itu yang mana? Ini supaya clear. Pada saat PKI dibubarkan, umur saya baru tiga tahun. Karena enggak logis, (isunya) ditarik ke orang tua saya. Di zaman yang serba transparan ini, di era keterbukaan informasi saat ini, silakan saja dicek dan buktikan sendiri tuduhan-tuduhan itu,” kata dia.

Jokowi pun mempersilakan untuk mengecek silsilah keluarganya. Dengan kemajuan teknologi informasi, sangat gampang mencari tahu silsilah dan latar belakang keluarga seseorang.

“Mengeceknya kan gampang sekarang. Muhammadiyah punya, di Solo juga ada. Dicek saja, orang tua saya tinggal di mana, di kampung mana, di desa mana. Kakek-nenek saya juga bisa dicek. Sangat mudah sekali di era keterbukaan seperti ini.”

Sebetulnya Jokowi sudah malas menanggapi isu-isu kebangkitan PKI dan komunisme tersebut. Namun, ia sudi berbicara lagi mengenai hal tersebut di acara Kajian Ramadan karena acara yang diadakan Muhammadiyah ini disebutnya sebagai forum besar.

“Sekarang ada kesempatan saya ngomong di forum besar ini, biar clear, biar enggak ada lagi orang bermain kata-kata, menduga-duga mengarah fitnah,” kata Jokowi. [Tempo.co]

Related posts