Mengapa pengeluaran di Bulan Puasa justru bertambah?

1 Januari, UMP Aceh sebesar Rp 2,7 juta
Ilustrasi - uang rupiah.

Jakarta (KANALACEH.COM) – Pada bulan Ramadan, seluruh umat Muslim menjalankan ibadah puasa selama sebulan penuh. Pada saat bulan puasa ini ada beberapa hal yang sudah menjadi tradisi untuk dilakukan selama bulan puasa.

Seperti misalnya buka puasa bersama, yang jika tempatnya memungkinkan juga dilanjutkan dengan sholat tarawih berjamaah. Sahur bersama juga beberapa tahun belakangan ramai dilakukan.

Istilahnya Sahur On The Road, karena biasa dilakukan sambil memberikan makan sahur kepada orang-orang (terutama yang tidak mampu) yang ditemui di jalan pada saat akan waktu sahur.

Pada bulan Ramadan ini juga saat yang dinantikan untuk membeli pakaian baru. Walaupun sebenarnya tidak ada kewajiban untuk memakai pakaian baru, namun di Indonesia sepertinya sudah menjadi tradisi pada saat Idul Fitri untuk menggunakan pakaian baru.

Dan pada bulan ini cukup banyak diskon yang ditawarkan oleh toko-toko, terutama di pusat perbelanjaan, sehingga hal ini seringkali menjadi pembenaran untuk berbelanja baju baru.

Tradisi yang paling ditunggu adalah mudik alias pulang kampung. Bertemu kembali dengan sanak saudara yang tinggal berjauhan. Momen Idul Fitri menjadi momen pemersatu keluarga untuk berkumpul kembali, biasanya di rumah famili yang paling dituakan.

Jika masih ada bapak ibu, tentu rumah bapak ibu menjadi pusat berkumpul. Bagi yang sudah menikah biasanya diatur waktunya bergiliran. Tahun ini pulang kampung ke rumah orang tua suami, tahun depan ke rumah orang tua istri.

Salah satu hal yang menjadi fenomena terkait keuangan keluarga yang menjalankan ibadah puasa adalah, pada saat bulan Ramadan jumlah pengeluaran bulanan meningkat. Seakan berlawanan dengan yang seharusnya jumlah pengeluaran berkurang, karena tidak ada makan siang saat bulan puasa.

Namun ternyata pada kebanyakan keluarga, jumlah pengeluaran justru bertambah. Mari kita coba analisa secara singkat mengapa pengeluaran pada saat bulan puasa seringkali justru bertambah.

Jika acuannya hanya pada berkurangnya pengeluaran karena makan siang sehingga pengeluaran bulanan berkurang, maka ini bisa benar dan bisa juga tidak.

Lho? Benar berkurang bagi para lelaki yang berpuasa sehari penuh. Artinya untuk anak-anak yang masih kecil, yang masih puasa bedug, tetap saja mereka makan siang. Jadi? Pengeluaran akan siang berkurang untuk, let say, bapak, ibu, dan anak yang sudah bisa puasa penuh. Dalam keluarga ada berapa orang? 4 orang mungkin?

Nah jika kita anggap 4 orang yang makan siangnya berkurang. Sekali makan siang 20.000 x 30 hari x 4 orang = 2.400.000. itu dengan asumsi mereka semua makan di luar saat siang. Pada kenyataannya, apakah demikian? Sabtu minggu apakah makan siang di luar? Di rumah biasanya? Berarti kurangi 8 hari. 20.000 x 22 x 4 orang = 1.760.000.

Nah jika dalam satu keluarga, ada 4 orang yang selalu makan siang di luar kemungkinan penurunan pengeluaran hanyalah 1.760.000. padahal kadang Bapak sudah membawa bekal dari rumah, anak pun ikut catering di sekolah.

Taruhlah hanya dua orang yang selalu makan siang di luar, maka penurunan pengeluaran hanya 880.000 per bulannya. Cukup besarkah jumlah penurunan ini? Relatif tergantung penghasilan dan pengeluaran per bulan Anda tentunya. Tapi menurut saya, jika hanya dari berkurangnya makan siang, maka jumlah pengeluaran tidak terlalu besar porsi penurunannya.

Artinya, pada saat bulan puasa, jangan terlalu berharap pengeluaran Anda akan berkurang dari bulan-bulan sebelumnya. Kemungkinan besar justru akan bertambah, yaitu dari:
1. Berbuka bersama di luar, karena biasanya berbuka bersama dilakukan di tempat yang cukup representatif dan biayanya tidak sedikit. Apabila Anda tidak mengeluarkan biaya konsumsi, masih ada biaya transport. Namun apabila sistemnya urunan, maka akan ada pengeluaran tambahan.
2. Membeli pakaian baru, dengan alasan sedang ada diskon, well.. sah-sah saja. Artinya pengeluaran Anda di bulan puasa ini tetap saja bertambah bukan? Tidak setiap bulan kan Anda membeli baju baru?
3. Pulang kampung, seperti sudah disinggung di atas, porsi ini mungkin adalah porsi terbesar dari tambahan pengeluaran Anda. Untuk transport, angpao lebaran, dan kebutuhan selama di kampung.
Saran saya, aturlah seluruh pengeluaran tambahan ini dengan bijak, misalnya untuk baju, apabila baju lama masih bagus, maka kenakan baju terbaik Anda pada saat Idul Fitri dan bersilaturahim ke sanak saudara. Tidak perlu membeli pakaian baru.

Untuk buka bersama, apabila memang harus urunan, ya agak susah kalau ditawar lagi, hehehe.. mungkin Anda bisa mengusulkan tempat yang tidak terlalu mahal jika harus urunan dengan kawan-kawan. Lain halnya jika memang diundang, maka itu rezeki Anda.

Untuk mudik, gunakan moda transportasi yang paling hemat. Anda bisa siasati dengan memesan tiket jauh hari. Jika dengan pesawat terlalu mahal, ada alternatif kereta api, kapal laut, bis, atau menggunakan mobil pribadi. Jika Anda menggunakan mobil pribadi jangan lupa pertimbangkan waktu, serta kondisi fisik peserta mudik. Jangan sampai malah sakit di perjalanan atau setiba di kampung halaman. [Detik]

Related posts