Yayasan Geutanyoe himbau Pemerintah tunjukkan solidaritas terhadap Palestina

30 warga Palestina meninggal akibat tak diizinkan berobat oleh Israel
Ilustrasi - Sejumlah murid SD Muhammadiyah 4 Surabaya membentangkan tulisan saat mengikuti aksi solidaritas "Save Al Aqsha, Save Palestina" di halaman sekolah mereka di Surabaya, Jawa Timur, Selasa (25/7). (Antara Foto)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Yayasan Geutanyoe menghimbau kepada Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Malaysia untuk menunjukkan solidaritas terhadap warga Palestina dan menawarkan perlindungan kepada pengungsi Palestina.

Selain itu, Yayasan Geutanyoe mengecam kekerasan terhadap warga Palestina serta larangan untuk masuk dan beribadah di Masjid Al-Aqsa di Yerussalem dalam beberapa hari terakhir.

“Tindakan pelarangan beribadah tersebut telah memicu bentrokan yang merenggut korban jiwa dari kedua belah pihak. Kami mengutuk penggunaan kekerasan dan pembatasan terhadap hak-hak masyarakat Palestina untuk menjalankan kegiatan keagamaan mereka dengan damai,” kata Direktur Yayasan Geutanyoe, Lilianne Fan dalam siaran persnya kepada Kanalaceh.com, Selasa (25/7).

Liliane meminta kepada Dewan Keamanan PBB untuk segera melakukan tindakan diplomatik dengan tidak hanya mengutuk namun turut meminta pertanggungjawaban Israel atas agresi yang tidak manusiawi tersebut.

Pada saat yang sama, Yayasan Geutanyoe juga sangat prihatin dengan terus memburuknya situasi kemanusiaan di Gaza.

Lanjutnya, menurut laporan terbaru PBB yang diterbitkan awal bulan ini, Gaza menjadi semakin terpuruk dan tidak dapat dipulihkan dalam 10 tahun terakhir sejak Israel melakukan pengepungan menyusul pengambil alihan Jalur Gaza dari kelompok HAMAS pada tahun 2007.

Dalam laporan tersebut diungkapkan bahwa terjadi penurunan yang signifikan terhadap pelayanan masyarakat, termasuk kesehatan dan pendidikan, dimana hanya tersedia 1,4 dokter per 1.000 orang, tingkat pengangguran kaum muda meningkat menjadi 60% dan pasokan listrik yang tidak memadai.

“Laporan tersebut juga memprediksi bahwa sumber air yang terdapat di wilayah Gaza akan habis pada akhir tahun 2017,” sebut Lilianne.

Dengan keadaan itu, pihaknya juga meminta pemerintah Indonesia dan Malaysia untuk melindungi pengungsi Palestina, termasuk yang berasal dari Gaza, dengan memberikan izin masuk dan perlindungan hukum terhadap mereka. [Aidil/rel]

Related posts