Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Pertumbuhan teknologi informasi di dunia maya, seperti pada media inkonvensional di era ini begitu cepat dan pesat. Sehingga percepatan itu dinilai tak diimbangi dengan nilai etik dan moralitas.
Sehingga, banyak yang terjurumus saat mengkonsumsi sebuah pemberitaan yang ditampilkan pada media sosial tersebut, yang belum tentu kebenarannya. Apalagi konten yang ditampilkan sudah menyimpang.
“Saya melihat perkembangna interaksi dalam dunia maya, khususnya media inkonvensional (media sosial) sudah mengarah pada penyimpangan moralitas anak bangsa,” kata Wakil Gubernur Aceh, Nova Iriansyah saat bersilaturahmi dengan anggota Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Aceh di kantor PWI, Senin (28/8).
Dikatakannya, bila interaksi ini dilakukan secara berkelanjutan tanpa terkendali, seperti tidak mengenal batas usia, etika dan bahasa akan merusak akhlak generasi muda. Untuk itu Nova meminta asosiasi-asosiasi jurnalis mampu meredam segala pemberitaan yang menyimpang itu.
Wagub meminta kepada asosiasi wartawan untuk selalu rutin membuat program sosialisasi dan seminar-seminar untuk menangkal berita Hoax. Sehingga masyarakat bisa membedakan mana berita yang layak dan tidak.
“Pemerintah Aceh juga akan mencoba berkonsultasi dengan asosiasi wartawan, terkait apa yang harus dikerjakan secara bersama,” ujarnya.
Selain itu, ia juga menanyakan beberapa hal kepada Ketua PWI Aceh terkait media online apa saja yang sudah diverifikasi oleh dewan pers, khususnya yang berkantor di Aceh.
Menanggapi hal itu, Ketua PWI Aceh, Tarmilin Usman tak menampik perkembangan teknologi saat ini begitu pesat dan dibarengi dengan bermunculannya media-media bak jamur di musim hujan.
Kata dia, media berbasis online di Aceh yang sudah diverifikasi berjumlah delapan media. “Intinya media tersebut harus taat dengan kode etik jurnalistik dan disiplin verifikasi,” katanya.
Disamping itu, dalam kunjungannya, Wagub juga sempat melihat beberapa foto yang terpajang di dinding sambil bercengkrama dengan pengurus PWI Aceh. [Randi]
