200 masyarakat Aceh ikut Bela Negara, Sekda: Upaya bangun sikap anak negeri

200 masyarakat Aceh ikut Bela Negara, Sekda: Upaya bangun sikap anak negeri
Sekda Aceh, Dermawan berbincang dengan para sebagian peserta Bela Negara di Rindam Iskandar Muda, Mata Ie, Aceh Besar, Kamis (28/9). (Humas Aceh)

Jantho (KANALACEH.COM) – Bela negara dapat diwujudkan melalui penguatan karakter diri dalam berkepribadian, berbudaya serta menjunjung tinggi rasa cinta kepada tanah air. Karena itu semangat bela negara jangan diartikan sebagai gerakan wajib militer atau militerisasi, akan tetap lebih kepada upaya membangun sikap anak negeri untuk menyadari hak dan kewajibannya bagi negara.

Penegasan tersebut disampaikan oleh Sekretaris Daerah Aceh, Dermawan saat membacakan sambutan tertulis Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf pada upacara Pelatihan Pembentukan Kader Bela Negara bagi masyarakat Aceh di bawah koordinasi Kementerian Pertahanan RI yang dipusatkan di Lapangan Rindam Iskandar Muda, Mata Ie, Aceh Besar, Kamis (28/9).

Pelatihan Bela Negara di Provinsi Aceh diikuti oleh 200 peserta yang berasal dari berbagai profesi mulai dari mahasiswa, guru dan pemuka agama serta tokoh masyarakat dan ormas, seniman dan berbagai elemen masyarakat.

“Apapun profesi yang digeluti, bela negara adalah kewajiban yang harus kita junjung demi tegaknya marwah dan kelangsungan hidup bangsa. Makna Bela Negara sangat luas. Para guru, tenaga kesehatan, dan profesi lain yang menjalankan perannya di daerah terpencil, juga bisa dikatakan sedang melakukan bela negara,” ujar Dermawan.

Selain itu, sambungnya, para atlet yang berjuang mengharumkan nama bangsa, bisa pula dikategorikan sebagai bela negara. Termasuk mereka yang aktif menjaga kelestarian budaya, peduli pada lingkungan, aktif mencegah penyalahgunaan narkoba, gerakan melawan kejahatan, dan juga para pejabat negara yang menjalankan tugas dengan penuh dedikasi dan tanggungjawab, semua itu adalah bagian dari bela negara.

Maka, Dermawan mengajak semua pihak untuk memahami dan tidak mengartikan bela negara secara sempit, dan juga mengajak semua pihak untuk mensosialisasikan pemahaman ini secara lebih masif agar semangat bela negara menjadi spirit bagi setiap rakyat Indonesia.

Dia mengingatkan, bahwa untuk terlibat aktif dalam bela negara tentu membutuhkan jasmani yang sehat, fisik yang kuat, serta semangat perjuangan yang tinggi. Maka, latihan fisik dan mental selalu menjadi bagian yang tak terpisahkan dari semangat bela negara.

“Latihan fisik dan mental sangat dibutuhkan, selain untuk membentuk jasmani yang sehat dan disiplin yang tinggi, juga untuk mendidik kita agar memiliki semangat pantang menyerah. Spirit itulah yang akan diajarkan kepada saudara-saudari mulai hari ini. Dengan memahami spirit itu, saudara diharapkan dapat lebih memaknai semangat nasionalisme dan bela negara,” katanya.

Dermawan berharap, pengetahuan yang diperoleh dari kegiatan ini dapat menjadi pedoman untuk memperkuat semangat saudara-saudari agar lebih cinta kepada bangsa dan negara, sehingga dengan segenap jiwa raga siap menjalankan misi bela negara dari berbagai potensi yang mengusik kedaulatan bangsa.

Untuk diketahui, semangat bela negara diatur dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara. Bela negara merupakan sikap dan perilaku warga yang dijiwai oleh kecintaannya terhadap kesatuan dan persatuan bangsa di bawah NKRI. [Aidil/rel]

Related posts