Opini: Jangan jadi pengkhianat sumpah, pemuda!

Opini: Jangan jadi pengkhianat sumpah, pemuda!
Ilustrasi.

SALAM perjuangan, salam pergerakan!
Hidup Mahasiswa! Hidup Pemuda Indonesia! Hidup Rakyat Indonesia!

89 tahun sudah sumpah pemuda lahir di Indonesia. Sumpah sakral yang tercatat dalam sejarah yang diucapkan kaum pembaharu, kaum pemuda dan mahasiswa untuk membangun negeri dan mengusir penjajah adalah bukti bahwa mereka tombak perjuangan nasional.

Dari berbagai daerah, pemuda berkumpul menyatakan kesediaannya untuk bersatu demi bangsa Indonesia. Suku, ras, agama tidak menjadi persoalan pemuda kala itu untuk berjuang demi bangsa Indonesia.

Dari 28 Oktober 1928 menuju 28 Kktober 2017, apakah perjuangan masih ada di bahu pemuda indonesia? Apakah pemuda masih sadar akan tanggung jawabnya sebagai pembaharu?

Kini mereka disibukkan dan dilenakan dengan berbagai kecanggihan dan kemewahan teknologi. Mereka sibuk bergadget ria, mereka sibuk kongkow di cafe dan mengunjungi club malam. Mereka dicecoki narkoba, pergaulan bebas, budaya kebarat-baratan.

Pemuda mengalami krisis ideologi! Masing-masing berlomba menunjukkan eksistensi diri. Ingat kawan, boleh saja kekinian, silahkan ikuti perkembangan zaman, tapi masa depan bangsa ada di pundak kalian.

Kawan, jangan jadi pengkhianat sumpah! Jangan contoh orang tua kita yang berada di kursi parlemen. Sumpah serapah hanya jadi sampah. Ketika rakyat makin menderita dengan seluruh kebobrokan aparatur negara, sedangkan para pemudanya sibuk saling sikut.

Miris ketika pemuda hanya dijadikan alat birokrasi untuk ajang propaganda di pemerintahan, dibungkam dengan politik money dan iming-iming jabatan.

Pemuda dilarang kritis, pemuda dilarang mengawal birokrasi. Katanya saja demokrasi, tapi faktanya? Democrazy.

Orang tua kita di singasana juga sedikit gila, katanya saja rindu dikritik, setelah dikritik malah tercekik dan menuai polemik. Penjajah memang sudah pergi, tapi sistem penjajahan masih mencaplok ibu pertiwi.

Bangun kaum pemuda, kaum pembaharu. Siapapun kalian, berasal dari suku manapun, beragama dan kepercayaan apapun, selama kalian para pemuda Indonesia, tugas kalian adalah satu, membela tanah air Indonesia sampai titik darah penghabisan.

Membela dengan usaha kalian masing-masing, dengan cara kalian masing-masing.

Kalau kata komika, 10 pemuda siap guncangkan dunia, tapi kurang 1 untuk main sepak bola, tapi cukup banyak untuk unjuk rasa.

Ini menjadi point penting dihari refleksi sumpah pemuda, mari golongan tua dan muda saling gotog royong membuat perubahan baik dalam skala kecil maupun besar, setidaknya tanyakan kepada dirimu apa yg sudah kau berikan untuk bangsamu?

*penulis merupakan Sekretaris Jenderal LMND EK-Lhokseumawe dan Mahasiswa Universitas Malikussaleh

Related posts