Darwati dan Dyah Erti peragakan busana Aceh

Darwati dan Dyah Erti peragakan busana Aceh
Darwati A Gani. (Humas Aceh)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Aceh, Darwati A Gani dan Wakilnya Dyah Erti Idawati tampil anggun dengan balutan busana Aceh di Komplek Meuligo Gubernur Aceh saat pembukaan Rapat Kerja Daerah Dekranasda Aceh dan Pameran Kerajinan dan Makanan Tradisional Unggulan Aceh tahun 2017, Senin (11/12).

Pada kesempatan tersebut diperkenalkan berbagai busana khas Aceh hasil kerajinan para anggota Dekranasda Kabupaten/Kota se Aceh yang diperagakan oleh para mahasiswi. Pada gilirannya Darwati A Gani dan Dyah Erti Idawati juga diminta menaiki panggung untuk memperkenalkan busana yang dikenakan keduanya.

Turut hadir dalam Acara tersebut Sekretaris Daerah Aceh, Dermawan, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Reza.Pahlevi, Kepala Biro Humas dan Protokol Pemerintah Aceh, Mulyadi Nurdin, Dekranasda Kabupaten/Kota dari seluruh Aceh, serta pengurus Dekranasda Provinsi Aceh.

Sebelumnya, saat memberikan sambutan pada acara tersebut, Darwati berharap rapat kerja itu dapat merumuskan langkah-langkah untuk mendorong tumbuhnya inovasi dan kreativitas para perajin agar mampu menghasilkan produk yang kompetitif dan berkualitas.

“Semoga kegiatan ini dapat memotivasi semangat kita bersama dalam rangka memajukan kerajinan rakyat Aceh, sehingga kerajinan rakyat di daerah ini dapat bersaing di pasar global,” ujar Darwati.

Tema yang diangkat dalam rakerda ini adalah “Membangun Sinergi Dalam Menciptakan Kriya Unggulan Daerah”. Rakerda ini diikuti oleh seluruh pengurus Dekranasda Kabupaten/Kota se-Aceh dan para perajin binaan masing-masing wilayah.

Tema tersebut dianggap cukup sesuai dengan visi Dekranasda Aceh, yaitu Memakmurkan Pengrajin. Darwati juga menjelaskan, tema tersebut mengandung makna perlunya upaya dari semua pihak untuk memajukan kerajinan tradisional Aceh, terutama dalam menghadapi persaingan di era pasar bebas saat ini.

“Kita juga perlu membuka pasar melalui pelatihan dan promosi bagi kerajinan daerah sehingga mampu mendorong pendapatan ekonomi masyarakat,” ujar Darwati.

Selain itu, lanjut Darwati, makna tema tersebut juga berarti harus ada proses regenerasi dalam usaha kerajinan ini sehingga lapangan usaha dan tradisi yang telah terbangun secara turun temurun itu bisa terus berlanjut di masa depan, serta pembinaan dan pendampingan yang terus menerus dari Dekranasda, pemerintah beserta SKPA terkait untuk membantu para perajin menciptakan kriya unggulan daerah.

“Mudah-mudahan pameran ini dapat menjadi penguat semangat bagi kita untuk melihat peluang ke masa depan, sehingga langkah-langkah perbaikan dan peningkatan mutu dapat terus kita tingkatkan,” katanya.

Darwati juga menjelaskan, Dekranasda Aceh sebenarnya telah menyiapkan sejumlah program untuk pembinaan dan pengembangan kerajinan masyarakat di daerah ini.

Berbagai pelatihan akan terus diberikan bagi para perajin agar dapat meningkatkan kualitas produk, desain dan warna. Juga dilakukan pengembangan manajemen usaha, diversifikasi produk dan pengenalan serta pemanfaatan teknologi informasi untuk mempromosikan usaha.

“Namun demikian, di lapangan kita masih menghadapi banyak tantangan, terutama kesiapan SDM, manajemen produksi dan usaha serta permodalan. Masalah–masalah inilah yang akan kita cari solusinya pada rakerda kali ini.”

Darwati juga berharap, tema pertemuan ini dapat dituangkan dalam program kerja Dekranasda Aceh tahun depan.

Pada kegiatan tersebut juga dilakukan Pameran Kerajinan dan Makanan Tradisional Unggulan Aceh tahun 2017 dari berbagai daerah di Aceh.

Rapat kerja dan pameran kerajinan Dekranasda Aceh tahun ini sebenarnya direncanakan digelar di Pidie Jaya. Namun dikarenakan Pidie Jaya masih dalam proses rehab-rekon pasca bencana, sehingga pelaksanaan Rakerda tahun ini dialihkan ke Kota Banda Aceh. [Aidil/rel]

Related posts