Keunikan Tari Langsir dari Haloban

Desa Haloban. (Foto: kemendikbud)

Aceh Singkil (KANALACEH.COM) – Tari Langsir Haloban dari Aceh Singkil baru saja ditetapkan sebagai salah satu warisan budaya tak benda (WBtB) oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI.

Tarian tradisional dari Desa Haloban, Kecamatan Pulau Banyak Barat, Aceh Singkil ini ternyata memiliki filosofi khas dari pesisir Kepulauan Banyak yang masyarakatnya menggantungkan hidup dari melaut.

Tarian ini juga sering ditampilkan di kegiatan-kegiatan budaya di Aceh Singkil. Kemudian di kegiatan acara pernikahan hingga hari-hari besar Islam. Tak heran, jika tarian ini masih terjaga kelestariannya.

Tari Langsir ini sangat menarik, sebab formasi geraknya mirip dengan tari Quadrilles dan Eightsome Reel asal Eropa, tetapi gerakan d sarnya sangat khas dengan tarian Joget Melayu pesisir.

Tidak ada yang tahu pasti bagaimana tarian ini bisa masuk ke Haloban, hingga akhirnya menjadi bagian dari tarian tradisional selama turun-temurun. Sebab hal-hal yang berkaitan dengan asal-usul, semuanya disampaikan melalui tradisi lisan dari generasi ke generasi.

Dilansir dari booklet Kemendikbud, sebagai tarian pergaulan, Tari Langsir biasanya dimainkan secara berpasangan. Jumlah penari laki-laki dan perempuan berjumlah genap, yakni masing-masing 8 orang antara penari laki-laki dengan penari perempuan.

Tetapi ada juga variasi Tari Langsir yang menggantikan penari perempuan menjadi penari laki- laki, dengan tujuan untuk menghindari pergaulan bebas  antara laki-laki dan perempuan yang belum menikah.

Penari yang berperan sebagai perempuan biasanya diberi tambahan aksesoris seperti selendang, kain samping, dan sebagainya. Selama pertunjukan berlangsung, tarian ini  biasanya diiringi dengan permainan musik khas pesisir, seperti khedang (sejenis rebana) dan biola yang dimainkan dengan alunan musik melayu.

ilustrasi. (net)

Musik ini lebih mirip dengan Gamad yang populer di Padang. Pemain khedang biasanya berjumlah antara dua hingga delapan orang, sementara pemain biola antara satu hingga dua orang atau tergantung kebutuhan.

Untuk kostum, penari laki-laki biasanya mengenakan pakaian dengan dresscode hitam-putih.  Sementara itu, pakaian penari perempuan menggunakan pakaian bebas namun menutup aurat seperti mengenakan jilbab dan sebagainya.

Dalam acara tertentu, tertentu seperti pesat pernikahan misalnnya, para penari perempuan diberikan seragam berupa kostum yang didesain sedemikian rupa sehingga terlihat lebih apik  dan menarik.

Tari langsir terdiri atas 3 pembabakan, mulai dari pembukaan, eksebisi, dan penutup. Babak pertama adalah mencari pasangan, babak kedua mencari pasangan dan menjalin pertemanan, dan babak ketiga adalah gerakan akhir dan perpisahan. Alur ceritanya mirip seperti serampang dua belas, tetapi gerakannya yang berbeda.

Terkait dengan formasi gerak. belum diketahui apakah ada perbedaan antara tari langsir Desa Haloban dengan tari langsir versi Asantola. Tetapi untuk tari langsir versi Asantola, ada 4 formasi gerak yang menjadi pola lantainya, yakni: formasi berbaris, formasi lingkaran, formasi yang menyerupai 4 wajik (lopen dan desa), serta formasi kincir (ses kurses trafasis).

Pola lantai ini dimainkan dalam pembabakan yang berbeda, dengan ragam gerak yang berbeda pula. Dalam setiap pembabakan, terdapat 32 ragam gerak yang dimainkan dengan pola repetisi  (pengulangan) yang variatif. Setiap ragam gerak ditandai dengan perintah Komandir, dan para penari bergerak mengikuti perintah yang disampaikan oleh Komandir.

Setiap Komandir memiliki skenario tersendiri untuk merangkai tarian, dan perbedaan  skenario ini yang menjadi ciri khas dari setiap tari langsir. Komandir dalam tari langsir adalah sebutan bagi insruktur atau orang yang memimpin tarian melalui  kata-kata perintah.

Berbeda dengan kebiasaan di Aceh,  yang menyebut pemimpin tari sebagai Syeh, dan di  Kabupaten Aceh Singkil yang menyebut pemimpin tari sebagai Pengulu Khonde.

Kata-kata perintah yang disampaikan oleh Komandir cukup unik, beberapa instruksi menggunakan kosakata Belanda dan Inggris, seperti; dames, meneer, last try, rom van drum, dan sebagainya. Sebagian lagi menggunakan kata-kata yang tidak diketahui apa makna dan dari mana asal-usulnya, seperti; ambun di kate, req tor nai, engkoa, alfoa, dan lain- lain.

Nilai Tari Langsir

Pada dasarnya, tari merupakan representasi dari realitas dalam kehidupan manusia, baik realitas budaya atau kehidupan sosial. Realitas ini di ilustrasikan dalam bentuk gerakan-gerakan yang disusun berdasarkan ekspresi perasaan  manusia terhadap lingkungan sekitarnya, dan manusia memberi arti pada gerakan tersebut untuk dimaknai dengan berbagai cara.

Ini kemudian menjadikan tarian sebagai sebuah seni yang tidak hanya dimaksudkan untuk menghibur, tetapi juga memiliki nilai di dalamnya.

Sama halnya dengan tarian lain, Tari Langsir bagi etnis Haloban juga memiliki nilai penting. Dari hasil penafsiran yang dilakukan terhadap tarian ini, ditemukan nilai penting seperti; nilai sejarah, nilai estetika, nilai pendidikan, religiusitas, serta nilai kebersamaan dan kerukunan.

Bagi etnis Haloban di Kepulauan Banyak Barat, tari langsir memiliki nilai sejarah yang cukup tinggi. Tarian ini tidak hanya menjadi bukti keberadaan mereka sebagai sebuah etnis yang terbentuk dari proses asimilasi, tetapi juga menegaskan sikap mereka yang terbuka terhadap hal baru dan proses adaptasi yang dinamis selama turun-temurun.

“Kemudian hal menarik lain yang ada pada tari langsir adalah nilai estetika yang dimilikinya. Nilai estetika ini merupakan kombinasi dari beberapa aspek, diantaranya: gerak, irama, ruang, dan waktu. Dari sisi waktu, tarian ini hanya dimainkan saat momen bahagia, seperti pernikahan dan hari besar lainnya,” tulis peneliti Tari langsir dari Balai Pelestarian Nilai Budaya Aceh, Dharma Kelana Putra dalam bookletnya.

Artinya, tarian ini memang ditujukan sebagai sarana hiburan masyarakat. Penggunaan ruang sengaja diarahkan di tempat terbuka, dimaksudkan agar para penari leluasa untuk bergerak.

Selain karena jumlah penari yang relatif banyak, penggunaan ruang ini dimaksudkan agar orang bisa ikut menonton dan menikmati ekspresi kebahagiaan yang disampaikan oleh penari dalam gerakan mereka.

Gerak tari merupakan unsur yang paling dasar dalam sebuah tarian, yang tidak hanya menggambarkan ekspresi orang yang menarikannya tetapi juga menunjukkan nilai estetika dari sebuah gerakan.

Gerakan tari langsir yang dinamis merupakan rangkaian gerak atraktif dan estetis, karena gerakan yang dimainkan adalah sesuatu yang tidak biasa dilihat oleh kebanyakan orang.

Related posts