BMKG: pola gempa di Jawa Selatan berbeda dengan Tsunami 2004

Ilustrasi. Jalan Kota Meureudu, Pidie Jaya retak akibat dampak gempa yang melanda Pidie Jaya dan sekitarnya berkekuatan 6,4 SR pada Rabu (7/12) lalu. (Ist)

Jakarta (KANALACEH.COM) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menegaskan, status tsunami akibat gempa bumi di wilayah Selatan Jawa pada Jumat (15/12) malam hanya berakhir pada kondisi ‘peringatan dini’, bukan sepenuhnya dicabut. Artinya, masih tetap ada potensi terjadi tsunami.

“Status peringatan dini sudah berakhir karena berdasarkan standar operasional prosedur (SOP) memang perlu diakhiri jika telah melewati beberapa jam dan tak terjadi Tsunami. Tapi bukan berarti dicabut,” ujar Kepala Bagian Hubungan Masyarakat BMKG Harry Tirto Djatmiko seperti dilansir laman cnnindonesia, Sabtu (16/12).

Sampai saat ini, BMKG terus melakukan pengawasan terhadap kondisi gempa bumi yang terjadi di sejumlah daerah di Indonesia. Dalam perkembangan terakhir, tak ada gempa susulan yang berkekuatan lebih besar, lempeng bumi pun mendekati kondisi stabil.

“Kami terus melakukan monitoring, dan hasilnya sejauh ini gempa susulan tidak ada lagi dan lempengnya mendekati kestabilan,” tuturnya.

Kendati masih ada potensi tsunami, masyarakat tak perlu khawatir berlebihan dan perlu tenang serta waspada saja. Pasalnya, berdasarkan polanya, gejala gempa bumi yang terjadi Jumat (15/12) malam itu cenderung lebih ringan dibandingkan Tsunami yang terjadi pada Desember 2004.

Jika dilihat pola pergerakannya, kekuatan (magnitude) gempa bumi saat ini jauh lebih rendah dibandingkan ketika tsunami terjadi pada 13 tahun silam. Tak hanya itu, tingkat kedalaman gempa saat ini juga diketahui lebih dalam sehingga menimbulkan efek yang lebih rendah ke permukaan daratan.

Selain itu, cakupan wilayah gempa bumi pada moment dahulu juga jauh lebih luas dibandingkan periode saat ini.

“Kekuatan gempa yang dulu jauh lebih besar. Tingkat kedalamannya juga lebih dangkal hanya 10 km, kalau sekarang dalam di atas 100 km,” sebut Harry.

Dalam pemberitaan sebelumnya disebutkan, peringatan dini tsunami yang disebabkan oleh gempa berkekuatan 6,9 skala richter di sejumlah wilayah Jawa dinyatakan berakhir pada pukul 02.26 WIB, Sabtu (16/12).

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan, tidak ada tsunami di sepanjang Pantai selatan Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan DI Yogyakarta.

“Tidak terlihat adanya tanda-tanda air laut surut. Kondisi muka air laut di pesisir Kabupaten Ciamis, Tasikmalaya, Bantul, Kulon Progo, Cianjur, Garut, Sukabumi, Cilacap dan Kebumen semuanya normal. Tidak ada yang surut. Semua normal dan aman,” papar Sutopo.

Tercatat gempa susulan terjadi 5 kali dengan kekuatan yang lebih kecil. Hal itu dinilai merupakan kejadian yang alamiah karena sistem lempeng bumi mencari keseimbangan. Setiap terjadi gempa yang cukup besar maka akan diikuti gempa susulan yang lebih kecil beberapa kali. []

Related posts