Konsep Zero Waste, mengurangi sampah di Gampong Jawa

Konsep Zero Waste, mengurangi sampah di Gampong Jawa
Relawan Zero Waste Aceh (ZWA) bersama Fakultas Teknik Universitas Serambi Mekkah foto bersama di TPW Gampong Jawa, Banda Aceh, Kamis (18/1). (Ist)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Relawan Zero Waste Aceh (ZWA) bersama Fakultas Teknik Universitas Serambi Mekkah belajar pengelolaan sampah ke Tempat Pembuangan Kahir (TPA) Gampong Jawa, Banda Aceh, Kamis (18/1).

Mereka menilai permasalahan sampah semakin lama semakin meningkat kompleksitasnya. Jika masalah sampah tidak serius ditangani, maka dikhawatirkan dalam waktu dekat Kota Banda Aceh dan kota-kota lainnya di Indonesia akan dipenuhi sampah.

Ketua ZWA, Muhammad Nizar mengatakan selama ini pengelolaan sampah masih fokus dengan angkut sampah dan buang ke TPA Porsi untuk pelaksanaan 3R (Reuse, Reduce dan Recycle) masih sangat minim.

Menurutnya, pemerintah dan masyarakat masih belum sejalan dalam meningkatkan pengelolaan sampah di Kota Banda Aceh. Pengelolaan sampah sekarang ini harus diubah dengan menggunakan konsep Zero Waste.

“Konsep Zero Waste adalah meminimalkan sampah yang dikirim ke TPA karena sampah tersebut masih bisa diolah menjadi sumber daya atau bahan baku benda lain. Konsep Zero Waste yang paling penting adalah pemilahan,” kata Nizar dalam siaran persnya kepada Kanalaceh.com.

Namun, kata dia, perlu juga keterlibatan masyarakat, sebagai produsen sampah, untuk memilah sampah sejak dari tahap awal.

Pemateri lain, Rama Herawati memberikan materi seputar pengelolaan sampah oleh masyarakat. Ada banyak model pengelolaan sampah oleh masyarakat misalnya Bank Sampah.

“Bank sampah harus didampingi dan dikelola dengan benar. Harus ada tim pengelolanya, tidak bisa setelah dibentuk kemudian dilepas begitu saja,” ujarnya.

Pemateri lain dari DLHK3 Banda Aceh, Yusrida menjelaskan tentang praktek-praktek pemilahan sampah. Hal ini penting karena walaupun tampak sepele persoalan pemilahan sampah masih menjadi tantangan berat bagi masyarakat.

“Masyarakat belum biasa memilah sampah. Seharusnya sampah dipilah dulu agar bisa bernilai kembali,” katanya.

Ketua ZWA, Muhammad Nizar melanjutkan, konsep Zero Waste saat ini sedang mendapat perhatian luas dari berbagai pihak mulai dari pemerintah, swasta dan pemerhati lingkungan. Konsep ini secara sederhana mengupayakan seminimal mungkin sampah berakhir di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) atau landfill.

“Alasannya adalah lahan untuk TPA semakin minim sedangkan sampah semakin banyak. Konsep ini untuk menghindari pencemaran tanah dan air serta penghematan sumber daya alam yang terbuang percuma di TPA,” ujar Nizar.

Jika Zero Waste dapat berjalan, sambungnya, maka bisa ditargetkan beberapa persen sampah yang dibuang ke TPA telah terjadi penghematan tempat dan penyelamatan lingkungan yang sangat besar.

Nizar menyebutkan, saat ini sampah di TPA Gampong Jawa menghasilkan gas metana yang dimanfaatkan sebagai bahan bakar yang disalurkan ke rumah-rumah penduduk sekitar TPA secara gratis. Ada sekitar 100 KK penerima bantuan gas gratis dari sampah ini. [Aidil/rel]

Related posts