Berdasarkan webometrics, Unsyiah masuk 5 besar terbaik nasional

Peroleh 81 suara, Samsul Rizal kembali pimpin Unsyiah
Rektor Unsyiah, Prof Dr Samsul Rizal, M.Eng. (Kanal Aceh/ist)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) baru-baru ini masuk dalam salah satu dari lima perguruan tinggi terbaik di Indonesia. Kepastian ini dimuat oleh situs http://www.webometrics.info sejak Selasa (23/1).

Pemeringkatan Universitas Dunia oleh Webometrics merupakan sebuah inisiatif dari Lab Cybermetrics, sebuah kelompok riset milik Consejo Superior de Investigaciones Científicas (CSIC), badan penelitian publik terbesar di Spanyol. Mereka melakukan pemeringkatan terhadap lebih dari 21.000 perguruan tinggi seluruh dunia.

Webometrics melakukan pemeringkatan berdasarkan empat kategori utama, yaitu “Presence” terkait jumlah laman dengan domain sebuah universitas yang terekam search engine, “Impact” terkait dengan eksternal link yang tertaut di Google, “Openness”, yang berhubungan dengan dokumen terkait yang siap unduh, serta “Exellence” yang merupakan jumlah publikasi ilmiah sivitas di Google Scholar.

Unsyiah berada pada rangking pertama untuk seluruh perguruan tinggi di luar pulau Jawa, dan peringkat ke-5 tahun ini secara nasional, di bawah Universitas Indonesia (UI) Jakarta, Universitas Gadja Mada (UGM) Jogjakarta, Institut Teknologi Bandung (ITB), serta Institut Pertanian Bogor (IPB).

Tahun lalu, secara keseluruhan, Unsyiah berada di posisi ke-11, namun secara kategori Excellence, Unsyiah juga berada di rangking 5.

“Hal ini menunjukkan bahwa kekuatan Unsyiah berada di jumlah publikasi yang dihasilkan oleh civitas akademika Unsyiah, yang disitasi oleh para ilmuan lainnya di seluruh dunia,” kata Rektor Unsyiah, Prof Samsul Rizal, Kamis (25/1) di Banda Aceh.

Samsul Rizal menyebutkan bahwa Unsyiah saat ini memang sedang fokus untuk melakukan perbaikan di berbagai bidang, salah satunya adalah di bidang penelitian dan publikasi internasional bereputasi.

“Alhamdulillah, sejak tahun 2012, jumlah publikasi Unsyiah meningkat tajam, yaitu dari hanya 69 judul publikasi di jurnal berindeks Scopus menjadi 1.025 judul di akhir tahun 2017. Target awal Unsyiah adalah menelurkan 50 judul publikasi berindeks Scopus (bereputasi) setiap tahun. Syukur sekali, dalam beberapa tahun terakhir jumlah judul terindeks Scopus dari Unsyiah bahkan melebihi 100 judul per tahun,” kata Samsul.

Salah satu kebijakan yang akan diberlakukan tahun ini oleh Unsyiah, sambung Samsul, adalah menambah alokasi dana penelitian menjadi 10% dari dana pendapatan Unsyiah. Skim penelitian pun ditambah lagi tahun ini, sehingga kesempatan untuk para dosen dalam meneliti akan lebih besar.

Salah satu skim pendanaan penelitian yang disediakan Unsyiah yaitu skim Emergency Research, yang diperuntukkan untuk penelitian yang dibutuhkan oleh daerah saat ini, serta membutuhkan solusi secepatnya.

“Kasus-kasus khusus seperti keracunan ikan di daerah pesisir barat Aceh beberapa waktu lalu, dapat menggunakan pendanaan ini,” ujar Samsul. [Aidil/rel]

Related posts