UIN Ar-Raniry Banda Aceh tak larang mahasiswi bercadar

UIN Ar-Raniry Banda Aceh tak larang mahasiswi bercadar
Prof Farid Wajdi. (Kanal Aceh/Randi)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Rektor UIN Ar-Raniry, Prof Farid Wajdi menanggapi santai persoalan larangan penggunaan cadar yang dikeluarkan oleh Rektor UIN Sunankalijaga Yogyakarta. Meskipun larangan itu menuai pro dan kontra.

Matan Ketua Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (FP-PTAIN) se-Indonesia periode 2012-2015 itu menyebutkan bahwa di UIN Ar-Raniry, pihaknya membebaskan mahasiswi untuk menggunakan cadar.

“Bagi kita tidak masalah. Dan bahkan ini mengangkat derajat wanita dalam berpakaian, dari pada mereka berpakaian tidak Islami,” sebutnya pada wartawan di ruang kerjanya, Banda Aceh, Kamis (8/3).

Namun, kata dia, persoalan lain jika mahasiswi bercadar itu memaksa orang lain untuk menggunakan cadar. Apalagi sampai mengeluarkan fatwa-fatwa.

Pihaknya tidak membatasi mahasiswa untuk berpakaian lebih muslimah di lingkungan kampus. “Asal mereka tidak meresahkan, dengan mempengaruhi mahasiswa lain untuk bercadar,” ujarnya.

Ia menjelaskan, tren bercadar di kampus UIN Ar-Raniry terjadi dari tahun 2017 lalu. Sekira 50 orang mahasiswi di kampus itu rutin menggunakan cadar.

Kata Farid, tren itu sebenarnya dipopulerkan oleh mahasiswi asal Malaysia dan Turki yang mengenyam pendidikan di kampus tersebut.

Sehingga mahasiswi asal Aceh lainnya ikut dalam berbusana muslim dengan ditambah penggunaan cadar. “Awalnya ini dari mahasiswa Malaysia. Ada sekitar 100an mahasiswa dari negeri jiran itu bercadar,” sebutnya.

Sementara itu, salah seorang mahasiswi UIN Ar-Raniry, Anggi Wulandari mengatakan, ia mengaku hampir satu bulan lalu mulai menggunakan cadar. Penggunaan itu, karena ia ingin tampil tertutup untuk menjaga auratnya.

“Awalnya cuma nyoba aja. Tapi kelamaan agak merasa nyaman dengan menggunakan cadar,” kata dia. [Randi]

Related posts