Puasa mampu mengurangi berkembangnya sel kanker hingga diabetes

(afifbenzumaen.com)

(KANALACEH.COM) – Puasa sebetulnya menyehatkan. Anggapan tersebut sedikit berlawanan dengan fakta bahwa selama berpuasa, metabolisme tubuh sedikit terganggu. Sebab, biasanya makan tiga kali sehari, selama bulan suci Ramadan, makan hanya dibatasi pada sahur dan berbuka puasa saja.

Puasa dapat menyehatkan tubuh karena organ-organ vital, terutama yang menyangkut pencernaan, memperoleh waktu untuk beristirahat. Selain itu, berpuasa juga dapat mencegah asupan makanan yang terurai di usus yang berpotensi meracuni tubuh.

Seorang perempuan Amerika Serikat (AS), Linda Hazzard, pada 1908 pernah merilis jurnal berjudul ‘Puasa untuk Penyembuhan Penyakit’. Ia mengklaim, semakin sedikit makanan yang masuk, maka jalan menuju kesembuhan penyakit semakin dekat, termasuk kanker.

Saat itu, Hazzard sempat mendekam di penjara karena seorang pasiennya meninggal dunia akibat kelaparan. Akan tetapi, seiring perkembangan ilmu pengetahuan, puasa terbukti dapat mencegah berbagai penyakit alias menyehatkan.

Melansir dari laman Okezone.com, puasa dapat membantu penderita kanker. Berpuasa juga mampu mengurangi berkembangnya sel-sel kanker, menjaga tubuh dari risiko penyakit diabetes serta jantung, membantu mengontrol asma, dan mencegah demensia.

Ilmuwan dari Institut Nasional untuk Penuaan AS (NIA), Mark Mattson menuturkan, kesimpulan itu didapat setelah dilakukan percobaan terhadap hewan. Pendapat senada diungkapkan Direktur Longetivity Institute di University of Southern California, Valter Longo, yang mengatakan bahwa puasa dapat memperlambat tumbuhnya lima dari delapan tipe kanker dalam percobaan pada seekor tikus.

Puasa terbukti mampu mengatur insulin yang menjadi penyebab timbulnya diabetes. Tingginya insulin sering diasosiasikan sebagai diabetes tipe 2. Melansir dari The Guardian, laporan dari Newcastle University menyebutkan bahwa diabetes tipe 2 dapat dikurangi dengan membatasi kalori menjadi 600 per hari lewat puasa.

Penelitian dilakukan selama delapan pekan kepada 11 orang pasien. Hasilnya, kesebelas orang tersebut didiagnosa bebas dari diabetes tipe 2 setelah berpuasa. Profesor Roy Taylor, yang memimpin penelitian, yakin puasa bermanfaat karena menghilangkan lemak berbahaya di dalam dan sekitar organ tubuh Anda, termasuk pengendalian gula di pankreas dan hati.

Berpuasa, menurut studi yang dilakukan Mark Mattson dengan membatasi asupan 600 kalori per hari, bermanfaat untuk memingkatkan produksi protein yang disebut faktor neurotrophic dari 50 menjadi 400 persen. Protein tersebut memicu tumbuhnya sel otak yang baru yang berperan penting dalam mengingat serta pembelajaran.

“Sangat baik buat otak. Jika Anda lihat contohnya pada hewan yang tidak mendapat makan dalam sehari, mereka menjadi lebih aktif. Dari perspektif evolusi, ketika Anda kekurangan makanan, maka otak perlu bekerja lebih keras untuk menemukan sesuatu yang dapat dimakan,” tukas Mattson. []

Related posts