AJI Banda Aceh berbagi tips menulis wisata bagi travelista

Pemateri mengisi kiat-kiat menulis wisata dengan baik di Kantor AJI Banda Aceh. (ist)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Banda Aceh menggelar pelatihan menulis feature wisata bagi mahasiswa dan umum, di kantor AJI Banda Aceh, Minggu (4/6).

Kegiatan ini diikuti sekitar 30 peserta dari berbagai jenis kalangan seperti mahasiswa, blogger dan masyarakat yang ingin mengetahui lebih dalam cara penulisan feature wisata.

Pemateri dalam pelatihan itu diisi oleh anggota AJI Banda Aceh, yaitu Zulkarnaini Masry (Jurnalis Harian Kompas) dan Dani Randi (Jurnalis VIVA.co.id). Keduanya saling mengisi materi mulai dari tekhnik penulisan hingga berbagi pengalaman selama meliput wisata kepada peserta.

Jurnalis Harian Kompas Zulkarnaini Masry pun harus buka-bukaan untuk memberi trik dan tips untuk bisa menulis wisata dengan baik dan tentunya enak di baca.

Kata dia, dalam menulis feature wisata dibutuhkan ketajaman panca indera untuk melihat sebuah objek wisata yang hendak ditulis. Juga butuh perencanaan yang matang hingga membuat tor singkat.

“Sebelum ke lokasi perlu riset yang hendak ditulis, mencari data-data sementara, hingga menyiapkan peralatan kerja, dan yang tidak kalah penting membuat tor singkat,” ujarnya.

Setelah itu, para penulis wisata juga harus membuka pikiran yang lebar dalam menentukan sudut pandang (angle) dalam tulisan. Sehingga bisa membuat deskripsi yang baik terhadap objek wisata.

“Jangan ke lapangan dalam keadaan kosong, separuh tulisan sudah jadi sebelum ke lapangan,” ucapnya.

Sementara itu, pemateri kedua diisi oleh Jurnalis VIVA.co.id di Aceh, Dani Randi juga memiliki tips dalam memulai tulisan. Kata dia, dalam memulai tulisan harus memiliki ketenangan dan tidak terburu-buru untuk mulai menulis.

Ia pun mulai berbagi tips sebelum memulai, lanjut dia, sebelum sampai ke tulisan harus ada pembabakan data dan membuat struktur penulisan perjalanan.

“Itu penting, ketika kita sudah memiliki data deskripsi. Tinggal bagaimana membuat data itu memiliki struktur yang jelas, sehingga bisa menjadi tulisan perjalanan yang baik,” kata dia.

Dani menjelaskan, struktur menulis wisata yang dimaksud yaitu, pertama prolog (berisi tentang basa-basi perjalanan wisata), deskripsi tempat wisata, objek wisata (Berisi tentang apa saja yang bisa dilakukan dan dinikmati di tempat wisata), sejarah, akomodasi (tentang akomodasi yang tersedia di tempat wisata), akses hingga pembiayaan seperti harga tiket dan sebagainya.

Setelah itu, tinggal memilih style tulisan perjalanan. Lanjut Dani, ada style yang sangat umum digunakan para penulis perjalanan yang baik. Pertama Deskriptif dan Naratif. Dua style ini memiliki karakter yang yang tidak jauh beda.

“Jika menulis secara deskriptif tentu kita lebih mengeksplorasi objek wisata lebih dalam dan bersifat informatif, namun jika secara Naratif tulisan itu harus kreatif, kosa kata yang mendayu-dayu sebagai daya tarik dan ada kisah yang membuat pembaca tulisan itu tergugah untuk mengunjunginya,”

“Namun secara praktik dan kekinian, dua style itu bisa digabungkan dan memiliki struktur tulisan yang jelas,” sebut Dani Randi  yang pernah mengikuti kompetisi ‘Travel Writer’ di Penang dan Thailand.

Dalam penggunaan kosa katapun, kata Dani, harus diperhatikan. Meski tidak dibatasi, tapi jangan sampai berlebihan yang membuat makna dari tulisan sulit untuk dipahami.

Hal yang tidak kalah pentingnya ialah foto objek wisata yang menarik untuk menambah energi dalam tulisan wisata. [Randi/rel]

Related posts