M.Hanif dan Aqila Fadya Duta Wisata Pidie 2018

Pemilihan Duta Wisata Kabupaten Pidie 2018 yang digelar di Gedung Meusapat Ureung Pidie, Rabu (1/8). (Kanal Aceh/Amir Sagita)

Sigli (KANALACEH.COM) – Muhammad Hanif dan Aqila Fadya, terpilih sebagai Duta Wisata Kabupaten Pidie 2018, pada malam penobatan pemilihan Agam Inong Duta Wisata Pidie 2018 yang diselenggarakan  Dinas Pariwisata Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga (Disparbudpora) setempat di Gedung Meusapat Urueng Pidie, Kota Sigli, Rabu (1/8).

Sementara juara kedua diraih oleh Muhammad Razie Aulia dan Aulianda Kusuma Putri dan Juara III, diraih  Abrar Fadilla dan Rizka Masturah, sedang Duta Gendre Wisata disematkan kepada Wan Elza Elhanif dan Nurul Mahfuzzah, Adapun Duta Favorit pariwisata diraih oleh Muhammad Zaldi dan Rahmayanti.

Dalam perlehatan perdana Pemilihan Duta Wisata Pidie 2018 tersebut diikuti oleh 30 peserta dari Agam dan Inong. Setelah hasil penyeleksian, tersisa 18 finalis dengan 10 wanita dan 8 pria.

Sekretaris Disparbudpora Pidie, Wardi Findani, dalam sambutannya, Kamis (2/8/), mengatakan pemilihan Agam Inong Duta Wisata Pidie 2018, dilaksanakan sejak tanggal 12 Juli 2018.

Digelar dengan sejumlah metode, diantaranya seleksi awal, kemudian penjurian berlanjut hingga malam penobatan. Para Finalis Agam Inong Pidie juga dibekali sejumlah materi, diantaranya pengetahuan kepemudaan, narkoba dan kecantikan. Sementara para juri yang terlibat diambil dari Seniman, Majelis Adat Aceh, Akademisi dan Pemerhati Budaya.

Bupati Pidie, Roni Ahmad, dalam sambutannya meminta agar para duta wisata dapat menjadi ambasador wisata Pidie, yang kreatif dan inovatif dalam mempromosikan wisata daerah. Dapat mempromosikan Pidie sebagai daerah tujuan utama  wisata islami dan wisata alam di Aceh.

Para duta juga diminta untuk selalu menjaga etika dalam menjadi pramuwisata. Duta Wisata tidak hanya menjadi ikon pariwisata daerah, tapi harus mampu menjadi ujung tombak kemajuan wisata, namun kepada masyarakat Pidie, Menjaga Wisata dan budaya bukanlah milik mereka yang bertahta, tapi milik semua yang berkarya, tutup Roni Ahmad.‎ [Amir Sagita]

Related posts