Impor migas di Aceh naik 21,87 persen

Ilustrasi blok migas. (netralnews.com)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Angka impor salah satu produk minyak dan gas bumi (migas), yakni petroleum bitumen atau minyak aspal untuk?pembangunan jalan di Aceh mengalami kenaikan 21,87 persen menjadi senilai 2,63 juta dolar AS hingga semester I 2018.

“Bila dibandingkan semester I 2017, maka terjadi peningkatan 21,87 persen. Periode itu, cuma tercatat 2,16 juta dolar AS,” ucap Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh, Wahyudin seperti dilansir laman Antara, Selasa (14/8).

Ia melanjutkan, impor kelompok komoditi migas tersebut sama seperti tahun-tahun sebelumnya yang berasal dari negara di kawasan Asia Tenggara, yakni Singapura.

Minyak aspal yang diperuntukkan bagi perbaikan jalan telah ada, dan pembangunan jalan-jalan baru di provinsi paling Utara di Sumatera ini, telah memiliki kontribusi sebesar 36,18 persen dari total barang yang diimpor.

BPS Aceh mencatat, total barang impor hingga semester I 2018 senilai 7,28 juta dolar AS dengan volume 35,09 ribu ton lebih, 4,65 juta dolar AS diantaranya komoditi non migas dan sisanya adalah migas.

“Kalau untuk migas, komoditi yang diimpor mayoritas minyak aspal. Makanya jalan-jalan termasuk gampong (desa) di Aceh, lebih bagus di banding daerah lain,” tutur Wahyudin.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat pada tahun 2016 telah mengingatkan, seluruh kontraktor pembangunan dan peningkatan jalan nasional di Sulawesi Tengah untuk mematuhi kewajiban mereka menggunakan aspal buton dalam proyek-proyek yang sedang dikerjakan.

Dinas Pekerjaan Umum Sulawesi Tenggara menyebut, terdapat beberapa daerah yang sudah menggunakan Aspal Buton, yakni beberapa kabupaten di Sulawesi Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Tengah.

“Ini instruksi Presiden dalam rangka meningkatkan pemanfaatan pontensi dan kekayaan alam dalam negeri,” kata Kepala Satuan Kerja Pembangunan Jalan Nasional Wilayah III Sulawesi Tengah, Iskandar Rasyid. []

Related posts