Edi Rahmayadi menolak mundur dari Ketua Umum PSSI

Ketua Umum PSSI, Edi Rahmayadi. (Foto: Radarbogor)

Jakarta (KANALACEH.COM) – Edi Rahmayadi menegaskan tak akan mundur sebagai Ketua Umum PSSI hingga masa jabatannya berakhir. Meskipun tekanan kepadanya terus berdatangan.

Edy Rahmayadi mendapat banyak tekanan untuk mundur dari jabatannya sebagai Ketua Umum PSSI setelah Timnas Indonesia tampil buruk di Piala AFF 2018. Tim Garuda gagal melaju ke babak semifinal setelah hanya menempati peringkat keempat di Grup B.

Selain itu, para pendukung timnas Indonesia yang kecewa juga merasa Edy Rahmayadi tak mampu memimpin PSSI dengan baik karena ia harus merangkap jabatan sebagai Gubernur Sumatera Utara.

Meskipun tekanan terus berdatangan kepadanya, Edy menegaskan tak akan melepas jabatannya sebagai Ketua Umum PSSI. Alasan utamanya pria 57 tahun ini enggan mundur adalah karena ia masih merasa cinta terhadap PSSI.

“Saya tak mikirin itu, yang penting Anda tak menyuruh saya mundur ajalah. Kalau kalian pun nyuruh mundur, saya tak mau mundur. Tolong kalian buat “Edy bertahan sampai 2020″. Sampai pada kongres berikutnya,” kata Edy Rahmayadi di Kantor Gubernur Sumatera Utara seperti dilansir laman Detik.com, Kamis (6/12).

“Saya tak mau mundur dari PSSI. Karena saya cinta dengan PSSI. Kita punya manajemen. Ada waktu kegiatan kongres tahunan, ada kegiatan evaluasi, setiap periode ada jadwalnya. Jadi di mana pun Ketua PSSI berada itu tak masalah. Tapi ini harus berjalan semuanya. Di PSSI ini lengkap ada pengkaji disiplin, kepala staf, sekjen. Semua ini tak bisa memutuskan satu persoalan karena ada statuta yang mengaturnya,” tutur pria kelahiran Sabang ini.

Edy sebenarnya sempat terpikir untuk mundur, tapi hal itu terbersit olehnya bukan karena ia merasa sudah tak mampu memimpin PSSI melainkan karena tak mau menjadi sasaran bully dari berbagai pihak. Di sisi lain, Edy juga menyayangkan tak ada pihak yang menyanjungnya ketika timnas Indonesia meraih kemenangan.

“Memang ada di benak saya akan mundur, iya, tapi bukan karena saya tak bisa menangani ini, bukan itu persoalannya. Tapi karena kepentingan pribadi saya. Saya kepengin santai, tak ingin di bully-bully,” ujar Edy menjelaskan.

“Karena di PSSI ini, begitu menang tak ada yang menyanjung saya, malah orang yang memakai kesenangan ini. Tapi begitu kalah, Edy Out. Saya mau tenang, santai, bukan karena saya tak bisa membina. Saya bawaan lahir memang begini.”

Menanggapi dirinya yang merangkap jabatan sebagai Gubernur Sumut, Edy menegaskan bahwa dirinya bukanlah seorang yang gila jabatan karena sebelumnya dia sempat melepas posisinya sebagai Pangkostrad.

“Saya tak gila jabatan, Pangkostrad pun saya tinggalkan apalagi hanya Ketua Umum PSSI,” ungkap Edy menyimpulkan. []

Related posts