Selfie di lokasi bencana, tanda kurang empati?

Ilustrasi. (kbknews)

Jakarta (KANALACEH.COM) – Belum lama ini, jurnalis asing dari The Guardian bercerita tentang warga yang berfoto atau Selfie di kawasan tsunami Selat Sunda, khususnya di pesisir pantai Anyer yang terdampak.

Beberapa dari para ‘wisatawan’ tersebut memiliki opini seperti berselfie sebagai bukti bahwa telah mengunjungi lokasi bencana untuk menyalurkan bantuan. Lalu, bagaimana tanggapan psikolog mengenai hal ini?

“Kalau memang niatnya sebagai bukti sudah menyalurkan bantuan, apa memang harus selfie? Ada banyak cara lain, seperti difoto saja barang2 sumbangan di lokasi. Apa memang perlu ada orangnya? Kalau memang perlu, bisa minta bantuan orang lain untuk difotokan, tidak perlu selfie,” kata Bona Sardo, psikolog dari Universitas Indonesia seperti dilansir laman Detik.com,Kamis (27/12).

Menurut Bona, selfie di tempat bencana kesannya memang tidak empatik, walau bukan berarti mereka tidak memiliki empati. Lokasi bencana yang benar-benar baru terjadi saat ini sedang membutuhkan pertolongan dan harusnya mendapat bantuan, bukan selfie.

“Kita masih bisa foto-foto kok di tempat bencana setelah daerah tersebut pulih, seperti Aceh sekarang, kita bisa foto di monumen tsunami,” pungkasnya. []

Related posts