Jika Diizinkan, Kaninga Pictures Akan Bangun Bioskop di Aceh

Warga menonton film the man from the sea di gedung Sultan Selim II Banda Aceh. (Kanal Aceh/Randi)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Keberadaan bioskop bukan hal yang baru di Aceh. Bahkan, jauh sebelum bencana tsunami melanda, bioskop sudah ada di berbagai daerah di tanah rencong.

Setelah tsunami melanda Aceh, keberadaan bioskop inipun hilang. Ia terbentur dengan peraturan yang ada. Sehingga, bioskop hanya menyisahkan bangunan tanpa ada aktivitas di dalamnya.

Tak bisa dipungkuri, minat masyarakat Aceh untuk menyaksikan film di layar lebar cukup tinggi. Namun tidak adanya bioskop, membuat sebagian warga memilih untuk menonton film di bioskop yang berada di luar Aceh.

Baca:  Tak ada bioskop di Banda Aceh, Walikota: Kami akan studi banding ke Arab Saudi

Baca:  Ketua MPU: pembangunan bioskop harus sesuai syariat islam

Melihat hal itu, CEO Kaninga Pictures, Millawati yang telah membuat beberapa film di Indonesia, tertarik untuk berinvestasi di Aceh, dalam hal ini membangun bioskop. Namun, pihaknya masih berusaha untuk mendapatkan izin dari Pemerintah setempat.

“Ya kepengennya sih, saya uda tiga tahun yang lalu ingin membangun, katanya izinnya susah, tapi ya kita coba, kalau tidak kita coba ya gimana kita tau,” kata CEO Kaninga Pictures, Millawati, Sabtu (23/2).

Baca: Film The Man From The Sea Bisa Dongkrak Kunjungan Wisman ke Aceh

Terkait konsep, kata dia, akan menyesuaikan dengan permintaan yang nantinya akan diberikan oleh Pemerintah. Seperti, pria dan wanita dipisah, tidak boleh bertabrakan dengan waktu shalat hingga menyajian film yang edukatif dan islami.

Hal seperti itu bagi Kaninga Picture tidak menjadi persoalan. Jika diizinkan, pihaknya siap mematuhi kearifan lokal yang ada di Aceh. Milawati mengakui, perfilman nasional saat ini sudah mulai memproduksi film-film yang berkonten edukatif.

Sehingga cocok dengan kultur masyarakat Aceh. Apalagi, animo warga dalam menonton film dibioskop cukup tinggi.

“Sebenarnya hampir sama, ya tidak apa-apa kita pisahkan laki-laki dan wanita, juga tidak boleh nabrak waktu shalat, sebenarnya bisa tu, ya gak masalah sama kita,” ucapnya.

Menurutnya keberadaan bioskop juga bisa menggerakkan ekonomi masyarakat. Misalnya, di area gedung bioskop nantinya akan diisi dengan penjualan produk UKM dan warung kopi lainnya.

“Misalnya ada UKM-UKM ada yang jual kopi nantinya disitu, inikan bisa juga buat gerakin ekonomi,” sebutnya.

Ia berharap, pemerintah setempat bisa bekerja sama dengan pihaknya untuk mendirikan bioskop. “Ya kita harap pemerintah bisa terbuka,” ujarnya. [Randi]

Related posts