Petani Agara Keluhkan Kurangnya Jatah Pupuk Bersubsidi

Petani di Pidie keluhkan kelangkaan pupuk bersubsidi
Ilustrasi. (sinarharapan.co)

Kutacane (KANALACEH.COM) – Petani di Aceh Tenggara mengeluhkan kurangnya jatah pupuk jenis urea bersubsidi, oleh pemerintah pusat tahun 2019 sebanyak tiga ribu ton.

Kurangnya jatah pupuk bersubsidi ini mempengaruhi hasil panen petani. Kepala Dinas Pertanian Aceh Tenggara, Hasbi menjelaskan, kekurangan pupuk subsidi urea di Aceh Tenggara, karena adanya pengurangan subsidi pupuk dari pemerintahan pusat, dan ini secara menyeluruh di wilayah indonesia,

Sehingga untuk jatah Aceh Tenggara berkurang juga, kata dia ditahun 2018 jatah pupuk urea subsisdi sebanyak 7.500 ton, dikurangi 3.000 ton. Jadi untuk jatah tahun 2019 tinggal 4.500 Ton.

“Untuk jatah Aceh Tenggara tinggal 4.500 ton, didistribusikan oleh lima distributor di 16 kecamatan, untuk 385 desa sama dengan 11.688 ton untuk satu tahun, dibagi dua belas bulan sama dengan 0,97 ton, sementara luas lahan pertanian, perkebunan dan perikanan petani untuk setiap desanya tidak sesuai lagi dengan pupuk urea subsidi yang dikondisikan Pemerintah,” katanya.

Untuk menutupi kekurangan pupuk urea subsidi di Aceh Tenggara, Pemerintah Daerah melalui Dinas Pertanian telah mengusulkan penambahan ke PT.PIM, di bulan Juni 2019 sebanyak 5.000 Ton, akan tetapi direalisasikan hanya 500 ton.

Dinas Pertanian telah mengundang beberapa distributor pupuk dari luar, termasuk distributor pupuk organik tapi tidak direspon, akan tetapi pihaknya akan menggandeng PT Pupul Sumatera Mandiri untuk memplot kebutuhan pupuk.

Kemudian pihakya kan melakukan uji coba pupul dari perusahaan tersebut. Adapun pupuk organik yang di uji cobakan, pupuk nutripam berbentuk cair dan MK 30 berbentuk tepung, dan hasil ujicoba ini nantinya dilihat pada November mendatang.

“Petani lebih diuntungkan sebesar 40 persen perhektar, kalau dibandingkan memakai pupuk urea dicampur dengan pupuk buah SP36, untuk tanaman padi dan jagung,” ujar Hasbi. [Seh Amin]

Related posts