Puluhan Anak Muda Gosong Telaga Dilatih Mengelola Ekowisata

(ist)

Singkil (KANALACEH.COM) – Tim Pengelolaan Kegiatan Kemitraan (TPKK) Desa Gosong Telaga Selatan bekerja sama dengan Inkubator CV. Barqun Travel & Tour, mengadakan pelatihan manajemen pengelolaan ekowisata, terhadap pemuda di desa Gosong Telaga Selatan.

Kegiatan tersebut berlangsung mulai 23 – 26 Desember 2019 di aula Desa Gosong Telaga Selatan, yang diikuti 43 orang anak-anak muda di desa itu.

Ketua tim TPKK Gosong Telaga Selatan, Jefri Rahwadi mengatakan kegiatan tersebut akan diisi dengan empat materi manajemen, diantaranya; Pengelolaan Ekowisata, Pelayanan dan Keamanan Ekowisata, Pengolahan Kuliner, dan Pengolahan Souvenir.

Dia berharap, pelatihan ini bisa menjadi pelajaran dan pengetahuan yang nantinya dijalankan oleh anak muda pengelola ekowisata mangrove di Desa Gosong Telaga Selatan.

“Ini kesempatan yang tidak boleh kita sia-siakan, sebab lebih kurang 150 desa se-Indonesia, desa Gosong Telaga Selatan masuk sebagai penerima bantuan Program Inkubasi dan Inovasi dari Kementrian Pedesaan dan Daerah Tertinggal,” katanya.

Ketua panitia kegiatan, Barlin Yudistira mengatakan, pelatihan menajemen ekowisata tersebut diisi oleh pemateri yang selama ini telah bergelut dengan dunia kepariwisataan di Aceh, khususnya Aceh Singkil.

Ada empat pemateri yang mengisi agenda pelatihan ekowisata kepada 43 peserta, diantaranya; Rahmad Hidayat Munandar, Nur Aini Sinaga, Cut Zuhra Ulviyana, dan Fandi.

Selain materi, para peserta juga diajak langsung mempraktekkan pengelolaan kawasan Wisata Mangrove, termasuk pemberdayaan pemuda desa dalam mengelola sovenir lokal yang punya nilai jual lebih.

Sementara itu, Kepala Desa Gosong Telaga Selatan, Tahrim mengapresiasi kegiatan yang dilakukan TPKK Desa Gosong Telaga Selatan bekerja sama dengan Inkubator CV. Barqun Travel & Tour, terhadap anak muda di desa tersebut.

“Pemuda dan pemudi Gosong Telaga Selatan harus betul-betul mengikuti pelatihan ini dengan baik demi majunya kampung ke depan. Kita punya hutan mangrove, punya adat-istiadat kampung yang bisa menarik wisatawan datang ke mari. Namun yang paling penting kita harus menunjukkan keramah-tamahan dan kebersihan desa kepada wisatawan,” ujarnya. [Randi/rel]

 

View this post on Instagram

 

Aceh Besar (KANALACEH.COM) – Tiga ribuan eks kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) berkempul di Meureu, Aceh Besar, Senin (23/12), untuk menjalin silaturahmi antar sesama GAM. Mereka, juga mengibarakan bendera bulan bintang. Kali ini, bendera bercorak merah hitam itu bukan hanya berkibar satu. Tetapi, hampir semua yang datang membawa bendera ‘sakral’ GAM tersebut. Bahkan bendera yang masih dilarang pengibarannya oleh Pemerintah Indonesia itu, di kibarkan di depan puluhan anggota TNI dan Polri yang berjaga dilokasi. Mantan Panglima GAM, Muzakkir Manaf menyebutkan, bendera tersebut sebanarnya sudah tidak ada masalah. Sebab, sudah mendapat persetujuan dan sudah memiliki payung hukum. Namun, Pemerintah Indonesia belum juga menyetujui. “Mudah-mudahan tidak ada yang marah, karena para aparat mungkin bendera ini jadi bomerang, tapi bendera ini adalah bathin orang Aceh yang belum terlaksana,” kata Muzakkir Manaf atau yang akrab disapa Mualem dihadapan ribuan eks GAM. Ia menyebutkan, pihaknya akan berupaya agar bendera bulan bintang ini bisa berkibar di langit Aceh, tanpa adanya larangan dari aparat keamanan. Selengkapnya di www.kanalaceh.com #acehbarat #aceh #acehgayo #acehtenggara #acehtimur #acehbesar #acehsingkil #acehselatan #acehtamiang #gam #benderaaceh #aparat

A post shared by Kanal Aceh (@kanalacehcom) on

Related posts