Kereta Api Aceh – Besitang Diharap Masuk Proyek Stategis Nasional

Pembangunan jalur kereta api. (foto: detik)

Jakarta (KANALACEH.COM) – Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, mengharapkan dukungan kementerian perhubungan agar pembangunan kereta api Aceh – Besitang masuk dalam Proyek Stategis Nasional (PSN).

Hal tersebut mengingat beberapa kendala pembangunan segmen 2 lintas Sungai liput – Langsa seperti anggaran pembebasan lahannya belum tersedia.

“Kita mengharapkan adanya dukungan berupa surat komitmen Menteri Perhubungan terkait pengusulan PSN tersebut, serta dukungan dari Komisi V DPR RI khususnya mereka dari Dapil Aceh,” kata Nova saat melakukan audiensi dengan Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi, di ruang rapat Kemenhub, Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (24/1).

Baca: Jalur Rel Kereta Api Besitang-Langsa Ditarget Rampung Tahun Ini

Nova juga ingin memastikan tersedianya dana untuk pembebasan lahan Sungai Liput tahun anggaran 2020, sehingga proses pembangunan perkeretaapian Trans Sumatera Wilayah Aceh tersebut dapat berjalan lancar.

Pengerjaan proyek pembangunan jalur rel kereta api Trans Sumatera, segmen 1 Besitang, Kabupaten Langkat Sumatera Utara sampai kawasan Sungai Liput Kabupaten Aceh Tamiang, dilaporkan hampir selesai. Pembangunan tahap pertama sepanjang 35 kilometer yang dimulai tahun 2017 itu diperkirakan akan selesai pada tahun ini.

Pada pembangunan tahap pertama ini, petugas pengerjaan mengalami kendala pembebasan lahan yang seharusnya merupakan rute lama miliknya PT. Kereta Api Indonesia. Kendala itu dikhawatirkan juga akan terjadi pada pembangunan segmen dua lanjutan jalur menuju ke Kota Langsa.

Untuk mengantisipasi itu, Plt Gubernur telah menyurati presiden agar menjadikan pembangunan jalur kereta api tersebut masuk dalam Kawasan Proyek Strategis Nasional. Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Kerja I Provinsi Aceh dan Wilayah Kerja II Provinsi Sumatera Utara sebagai instansi wilayah kerja pembangunan tengah menunggu Keputusan Presiden (Keppres) terkait masuknya pembangunan tersebut sebagai salah satu proyek dalam Kawasan Strategis Nasional.

“Semua persyaratan teknis yang dibutuhkan agar pembangunan kereta api ini bisa masuk ke PSN sudah disiapkan dan diantarkan ke Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP),” kata Nova.

Untuk itu, pemerintah Aceh sangat mengharapkan adanya dukungan berupa surat komitmen Menteri Perhubungan terkait pengusulan PSN tersebut, serta dukungan dari Komisi V DPR RI khususnya mereka dari Dapil Aceh.

Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, mengatakan secara prinsip, pihaknya tengah saat melakukan persiapan untuk pelaksanaan pembangunan kereta api tersebut.

Selain itu, kata Menteri Budi Karya, terkait anggaran pembangunan tahap 2 segmen Lintas Sungai Liput -Langsa juga telah tersedia. Pembangunan segmen 2 yaitu sepanjang 45 km spur. Rencana pelaksanaan dengan pembiayaan Tahun Anggaran Multiyers 2020 – 2022 dengan rencana pagu anggaran 2,8 Triliun. Sementara lahan yang perlu pembebasan yaitu sepanjang 42 km.

Anggaran pembangunan tahap 2 ini lebih besar dari kontrak multi years tahun 2017 – 2020 yang pagu anggarannya 1.3 Triliun. Pada tahap pertama pembangunan spur dilakukan sepanjang 34 kilometer. Hanya saja, pembangunan tahap 1 dengan status lahan menggunakan jalur eksisting (bekas lahan PT.KAI) kecuali pada seksi Sungai Liput yang 3 kilometernya lahannya masih harus dibebaskan.

Anggota DPR RI Komisi V, Ruslan Daud, yang juga ikut pada pertemuan itu, mengatakan pertemuan dengan Menteri Budi Karya merupakan langkah konkrit agar pembangunan kereta api lanjutan segmen 2 tersebut dapat segera terealisasi serta masuk sebagai salah satu PSN.

“Pertemuan dengan Bapak Menteri hari ini merupakan upaya untuk mempercepat pembangunan kereta api di Aceh sehingga dapat dinikmati manfaatnya oleh masyarakat secepat mungkin,” ujar Ruslan. [Fahzian/rel]

 

Lihat postingan ini di Instagram

 

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Personel Polres Lhokseumawe saat ini tengah mendalami keberadaan ormas Sunda Empire di Aceh yang viral beberapa waktu lalu. Apalagi, organisasi ini juga pernah membuat kegiatan sosialisasi di Aceh Utara pada Agustus 2019 lalu. Waka Polres Lhokseumawe Komisaris Polisi Ahzan, membenarkan bahwa ormas Sunda Empire pernah melakukan sosialisasi kepada puluhan warga di Aceh Utara. Saat itu, kata dia, petinggi Sunda Empire menjelaskan tentang program ormas tersebut dan sebagainya. Saat ini, Polres Lhokseumawe tengah mendalami keberadaan pengikut Sunda Empire di Aceh, yang diprediksi mencapai puluhan orang. Kemudian, menerjunkan personel untuk melakukan penyelidikan terkait informasi Sunda Empire. Baca: Ternyata Sunda Empire Pernah Buat Kegiatan di Aceh Utara “Kita masih melakukan penyelidikan terkait keberadaan Sunda Empire. Memang ada informasi mereka pernah buat pertemuan di Samudera, Aceh Utara,” kata Kompol Ahzan saat dikonfirmasi, Jumat (24/1). Meskipun belum berkembang di Aceh, kata Ahzan, tidak menutup kemungkinan pengikut Sunda Empire di Aceh terus melakukan perekrutan anggota untuk masuk dalam organisasi itu. Pihaknya juga akan menelusuri pengikut Sunda Empire yang menggunakan atribut militer. Sejauh ini, belum ada warga yang melaporkan kepada pihak kepolisian, terkait ada atau tidaknya kerugian yang dialami dengan kehadiran Sunda Empire di Aceh Utara. Jika nantinya ada laporan, dan program yang disosialisasikan oleh kelompok Sunda Empire bertentangan dengan hukum, pihak kepolisian akan mengambil tindakan tegas. “Kalau ada program yang melanggar hukum tentu akan kita tindak sesuai aturan,” sebutnya. [Randi] #acehbarat #aceh #acehgayo #acehtenggara #acehtimur #acehbesar #acehsingkil #acehselatan #acehutara #acehtamiang #acehutara_lhokseumawe #sundaempire #hukum #kepolisian #program

Sebuah kiriman dibagikan oleh Kanal Aceh (@kanalacehcom) pada

Related posts