Kapolda Sepakat Tragedi Oktober 2015 Aceh Singkil Tidak Terulang Kembali

Kapolda Aceh saat berkunjung ke Aceh Singkil. (Kanal Aceh/Khadafi)

Aceh Singkil (KANALACEH.COM) – Kapolda Aceh, Irjen Pol Wahyu Widada sepakat, tragedi pembakaran rumah ibadah pada Oktober 2015 lalu, di Kabupaten Aceh Singkil tidak terulang kembali.

Hal ini disampaikan Wahyu Widada saat melakukan kunjungan kerja ke Aceh Singkil , Sabtu (7/2).

“Kita pernah mengalami suatu hal yang kita sepakat itu tidak perlu diulangi lagi, cukup itu yang terakhir,” ujar Wahyu dihadapan pemuka agama Aceh Singkil.

Wahyu menegaskan tidak ada satupun pihak yang diuntungkan dalam tragedi tersebut. “Kita melihat bagaimana saat ini keluarga yang menjadi korban, bagaimana rasanya. Kita cegah supaya hal ini tidak terjadi lagi,” ujarnya.

Wahyu mengajak untuk berkomunikasi yang baik, seluruh jajaran kepolisian dan semua elemen masyarakat untuk menjaga keamanan dan kondusifitas dengan sebaik-baiknya.

Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Aceh Singkil, Ramlan menyampaikan kondisi Aceh Singkil pasca kerusuhan Oktober 2015, sampai saat ini dalam keadaan aman, damai dan rukun.

“Meski pada tahun 2019, indeks kerukunan umat beragama (KUB) di Aceh berada pada urutan nomor dua paling bawah,”ucapnya. Salah satu penyebabnya kata Ramlan mungkin karena kondisi Aceh Singkil yang dulu sedikit terdapat permasalahan rumah ibadah.
Namun secara jelas berdasarkan informasi dari setiap FKUB kecamatan, Ramlan menegaskan sampai saat kondisi tetap rukun, aman dan damai.

Terlihat dari perayaan natal dan tahun baru yang digelar oleh umat Kristiani dilakukan dengan aman dan damai, tidak ada masalah di Aceh Singkil. “Kami dari FKUB selalu melakukan rapat evaluasi setiap bulannya terkait informasi kondisi di lapangan terutama yang mengganggu kerukunan umat beragama,” kata dia.

Meski diakui Ramlan, penyelesaian persoalan agak lambat. Namun pihaknya terus berupaya mencari formula penyelesaian masalah tanpa menimbulkan masalah.
“Koordinasi dari Pemda, Polres, Gubernur, Polda, FKUB Provinsi, Kesbangpol, DPRK dan semua lapisan masyarakat ikut membantu menyelesaikan,” ungkap Ramlan.

Ramlan berharap kerukunan yang sudah terjaga, lebih terjaga lagi untuk ke depan.
Bupati Dulmusrid kembali tegaskan kerukunan umat beragama di Aceh Singkil saat ini dan hingga hari ini, akur dan tidak ada masalah apapun. “Tak terkecuali jika dicederai, tentu itu diluar dari kemampuan kita semua,” katanya.

Kata Dulmusrid, pemerintah daerah akan terus mengambil langkah yang terbaik demi keamanan dan kenyamanan masyarakat Aceh Singkil. [Khadafi]

 

View this post on Instagram

 

Sabang (KANALACEH.COM) – Sabang Marine Festival yang sudah dijadwalkan akan digelar pada pertengahan bulan Maret ini, terpaksa ditunda oleh Pemerintah Kota Sabang, karena khawatir dengan virus corona yang sedang mewabah. Deputi Komersial dan Investasi Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS), Agus Salim, membenarkan bahwa event tersebut harus ditunda. Menurutnya, penundaan itu juga telah disepakati oleh para Yachter dan Pemerintah Kota Sabang. “Event Sabang Marine Festival 2020 bukan dibatalkan, tapi ditunda. Diperkirakan pada bulan September nanti akan diumumkan kemudian,” kata Agus Salim saat dikonfirmasi, Jumat (6/3). Baca: Jadwal Lengkap dan Lokasi 110 Event Wisata di Aceh Penundaan itu, kata Agus, karena menindaklanjuti imbauan Wali Kota Sabang terkait kunjungan kapal pesiar maupun yachter, karena khawatir virus corona. Hal itu juga disepakati oleh pelaku wisata yang ada di Sabang. Apalagi, belum adanya peralatan isolasi virus corona di Sabang, akan berdampak jika ada peserta yang suspect terhadap virus ini. RSU di Sabang juga belum tersedia ruang perawatan. “Akhirnya dengan terpaksa kegiatan ini ditunda sementara waktu dan akan dijadwalkan kembali. Hal ini juga sejalan degan surat wali kota terdahulu,” ucapnya. Agus menyebutkan, 130 yachter diprediksi akan mengikuti Sabang Marine Festival (SMF). Namun, baru 39 yang terdaftar dan bersedia hadir jika event itu digelar. Peserta dari Prancis, Inggris, Australia, Belanda dan negara lainnya. Kemudian, dari regulasi imigrasi terbaru, 4 negara tidak boleh turun dalam event ini, termasuk dari Singapura. “Lebih kurang 130 peserta dengan jadwal SMF hanya 5 hari yang diperkirakan. Tapi para peserta tidak nyaman dan belum tentu dapat mengikuti prosesi SMF,” ucapnya. Untuk itu, pihaknya meminta kepada pemerintah pusat untuk dapat memberikan bantuan peralatan dan perawatan terhadap virus corona, baik dipintu masuk Balohan maupun Teluk Sabang. [Randi] #acehbarat #acehtengah #acehtenggara #acehutara_lhokseumawe #acehsingkil #acehtamiang #acehgayo #acehbesar #acehselatan #bandaaceh #sabang #iboeh #dermagasabang #dermagabalohan #sabang #sabangmarinefestival #ditunda #pencegahanvirus #corona #covid_19

A post shared by Kanal Aceh (@kanalacehcom) on

Related posts