MSI Berkomitmen Merawat Sejarah Aceh

(ist)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Masyarakat Sejarah Indonesia (MSI) Cabang Aceh, berkomitmen untuk merawat sejarah di Provinsi yang berjuluk Serambi Mekkah itu. Poin tersebut menjadi salah satu fokus pada kepengurusan kali ini.

“Organiasi ini harus berjalan, dalam upaya untuk mengangkat sejarah kita sendiri, sejarah Aceh, baik itu ilmu sejarah atau kegiatan-kegiatan kesejarahan di Aceh, termasuk penelitian,” kata Ketua MSI Cabang Aceh, Mawardi Umar di Banda Aceh, belum lama ini.

Ia menjelaskan, MSI Aceh terbentuk bukan hanya fokus mempelajari ilmu sejarah, tapi juga fokus pada bidang penelitian terhadap situ-situs peninggalan masa lalu.

Kata Mawardi, dalam rapat kerja perdana beberapa waktu lalu, pengurus MSI Aceh sudah memetakan apa-apa saja program yang diprioritaskan pada tahun 2020.

“MSI Aceh sudah sangat lama sekali sudah jalan. Di periode ini organiasasi ini mau lebih aktif, karena ada banyak isu-isu sejarah itu yang tidak tergali, terpublikasi dan seterusnya, sehingga seolah-olah ada isu-isu sejarah itu, tidak tertangani, padahal ada organisasi MSI yang sangat strategis untuk itu,” ujarnya.

Mawardi mencontohkan, beberapa objek sejarah yang belum tertangani maksimal salah satunya adalah Makam Cut Meutia di Kabupaten Aceh Utara. Meski statusnya sebagai pahlawan nasional, tapi akses menuju ke lokasi makam sangat sulit.

“Jadi itu contoh salah satu, ada banyak sekali kasus-kasus lain, ke depan MSI harus berperan dalam memperhatikan persoalan ini,” kata Mawardi.

Dalam kesempatan itu, Mawardi juga menjelaskan bahwa MSI merupakan sebuah organisasi yang beranggota para sejarawan dari berbagai bidang. Organisasi ini memiliki pengurus pusat di Jakarta.

Sedangkan di Aceh, kata Mawardi, MSI memiliki satu cabang yang berkedudukan di provinsi. Dalam waktu dekat, pihaknya juga akan membahas rencana pembentukan pengurus ranting di setiap kabupaten/kota di Aceh.

“Tahun ini kita sudah merancang membuka ranting, nanti di sana ada kepengurusan sendiri dia, tapi keanggotaan tetap dari pusat, ada kartu anggota dari pusat,” tutur Mawardi.

Kata Mawardi, dalam merawat sejarah Aceh, MSI juga mengajak semua pihak untuk saling bersinergi, terutama dengan lembaga-lembaga yang fokus pada bidang sejarah.

“MSI ini harus bisa bersinergis dengan lembaga-lembaga yang menyangkut tentang kesejarahan, supaya kita menangani persoalan sejarah itu secara bersama-sama,” kata Mawardi.

“MSI itu menjadi satu bagian dari itu. Kelebihan MSI, di sini tempat berkumpul para sejarawan, baik sejarawan penulis sejarah, guru sejarah, peminat sejarah, jadi secara SDM MSI sangat bagus untuk Aceh,” tambah Mawardi. [Fahzian/rel]

 

View this post on Instagram

 

Sabang (KANALACEH.COM) – Sabang Marine Festival yang sudah dijadwalkan akan digelar pada pertengahan bulan Maret ini, terpaksa ditunda oleh Pemerintah Kota Sabang, karena khawatir dengan virus corona yang sedang mewabah. Deputi Komersial dan Investasi Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS), Agus Salim, membenarkan bahwa event tersebut harus ditunda. Menurutnya, penundaan itu juga telah disepakati oleh para Yachter dan Pemerintah Kota Sabang. “Event Sabang Marine Festival 2020 bukan dibatalkan, tapi ditunda. Diperkirakan pada bulan September nanti akan diumumkan kemudian,” kata Agus Salim saat dikonfirmasi, Jumat (6/3). Baca: Jadwal Lengkap dan Lokasi 110 Event Wisata di Aceh Penundaan itu, kata Agus, karena menindaklanjuti imbauan Wali Kota Sabang terkait kunjungan kapal pesiar maupun yachter, karena khawatir virus corona. Hal itu juga disepakati oleh pelaku wisata yang ada di Sabang. Apalagi, belum adanya peralatan isolasi virus corona di Sabang, akan berdampak jika ada peserta yang suspect terhadap virus ini. RSU di Sabang juga belum tersedia ruang perawatan. “Akhirnya dengan terpaksa kegiatan ini ditunda sementara waktu dan akan dijadwalkan kembali. Hal ini juga sejalan degan surat wali kota terdahulu,” ucapnya. Agus menyebutkan, 130 yachter diprediksi akan mengikuti Sabang Marine Festival (SMF). Namun, baru 39 yang terdaftar dan bersedia hadir jika event itu digelar. Peserta dari Prancis, Inggris, Australia, Belanda dan negara lainnya. Kemudian, dari regulasi imigrasi terbaru, 4 negara tidak boleh turun dalam event ini, termasuk dari Singapura. “Lebih kurang 130 peserta dengan jadwal SMF hanya 5 hari yang diperkirakan. Tapi para peserta tidak nyaman dan belum tentu dapat mengikuti prosesi SMF,” ucapnya. Untuk itu, pihaknya meminta kepada pemerintah pusat untuk dapat memberikan bantuan peralatan dan perawatan terhadap virus corona, baik dipintu masuk Balohan maupun Teluk Sabang. [Randi] #acehbarat #acehtengah #acehtenggara #acehutara_lhokseumawe #acehsingkil #acehtamiang #acehgayo #acehbesar #acehselatan #bandaaceh #sabang #iboeh #dermagasabang #dermagabalohan #sabang #sabangmarinefestival #ditunda #pencegahanvirus #corona #covid_19

A post shared by Kanal Aceh (@kanalacehcom) on

Related posts