Ulah Suporter Lempar Botol, Persiraja Didenda Rp 55 Juta

(Foto: Tifosipersiraja)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Klub promosi Persiraja Banda Aceh menjadi klub pertama yang dijatuhi denda oleh PSSI pada Liga 1 2020, setelah Komisi Disiplin (Komdis) melakukan sidang pada Kamis, demikian dilansir laman resmi PSSI.

Persiraja dikenai sanksi sebesar Rp55 juta rupiah, akibat sejumlah penggemarnya melakukan pelemparan serta menghina wasit pada pertandingan melawan Bhayangkara FC, 29 Februari silam.

Klub paling Barat Indonesia itu menjadi satu-satunya klub yang terkena sanksi dari hasil sidang Komdis PSSI hari ini. Dua hukuman lainnya dijatuhkan kepada pelatih Bhayangkara FC dan gelandang Persija Jakarta Sandi Sute.

Pelatih Bhayangkara FC Paul Munster dinilai memaki wasit saat tim asuhannya bermain melawan Persiraja di Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh dua pekan silam.

Sementara itu Sandi Sute mendapat teguran keras karena bertindak emosional di tepi lapangan, saat ia digantikan Evan Dhimas dalam pertandingan Persija melawan Borneo FC di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, 1 Maret silam.

Berikut klub dan individu yang mendapat sanksi dari PSSI:

  1. Persiraja Banda Aceh

-Nama kompetisi: Shopee Liga 1 2020

-Pertandingan: Persiraja melawan Bhayangkara FC

-Tanggal kejadian: 29 Februari 2020

-Jenis pelanggaran: Suporter melakukan pelemparan ke dalam lapangan dan berteriak menghina wasit dengan kalimat tidak patut

-Hukuman: Denda Rp55.000.000

  1. Ofisial Bhayangkara FC Sdr. Paul Munster

-Nama kompetisi: Shopee Liga 1 2020

-Pertandingan: Persiraja Banda Aceh melawan Bhayangkara FC

-Tanggal kejadian: 29 Februari 2020

-Jenis pelanggaran: menghampiri dan memaki wasit

-Hukuman: Denda Rp25.000.000

  1. Pemain Persija Jakarta Sdr. Sandi Darma Sute

-Nama kompetisi: Shopee Liga 1 2020

-Pertandingan: Persija Jakarta melawan Borneo FC

-Tanggal kejadian: 1 Maret 2020

-Jenis pelanggaran: menendang botol air mineral di sentelban

-Hukuman: teguran keras. [Antara]

 

View this post on Instagram

 

Aceh Singkil (KANALACEH.COM) – Satu Makam tanpa nama di Kabupaten Aceh Singkil, menjadi fenomena unik. Terletak tak jauh dari bibir pantai di kemukiman Gosong Telaga, tepatnya di wilayah Pemerintahan Desa Gosong Telaga Selatan. Diperkirakan, makam tersebut sudah ada di sana sejak tahun 1700 an. Baru pada sekitar tahun 2009 makam tersebut dipugar oleh salah satu anggota dewan setempat. Sebelumnya makam kondisinya kurang terawat. Berdasarkan cerita warga sekitar, makam itu diperkirakan berusia sekitar 300 tahun. Warga sekitar mempercayai makam tersebut sebagai Tampat Aulia. Pada makam tidak terdapat tanda pengenal. Lokasi makam berada diatas karang. Panjang makam sekitar 9 meter. Setelah dipugar, luas area makam sekitar 50 meter persegi. Menurut Maas Rasmi, warga Desa Gosong Telaga Utara menjelaskan asal muasal ditemukannya makam, dari mimpi salah seorang warga gosong telaga bahwa di lokasi tersebut ada makam yang bercahaya. Pada area makam selain Tampat Aulia, terdapat sumur air tawar. Uniknya meski diatas karang dan berjarak sekitar 50 meter dengan pantai, airnya tawar seperti air mineral tidak asin. Air tersebut tidak akan pernah habis, meski kemarau datang dan pada musim hujan, airnya tetap tidak banyak. “Coba minum, seperti aqua kan, tidak pernah orang sakit perut meminum air mentah ini,” tanya Maas terhadap kami. Dengan menggunakan ember yang tersedia, kami coba meminum air tersebut dan benar seperti aqua. selanjutnya baca di www.kanalaceh.com #bandaaceh #acehbesar #acehjaya #acehbarat #naganraya #abdya #acehselatan #subulussalam #acehsingkil #pidie #pidiejaya #bireuen #acehutara #lhokseumawe #acehtimur #langsa #acehtamiang #gayolues #acehtengah #benermeriah #sabang #singkil #makam #makamkosong #keramat #tampataulia #fenomenaunik #langka #warga #perkampungan

A post shared by Kanal Aceh (@kanalacehcom) on

Related posts