Pulang Dari Bandung, 100 Keuchik di Aceh Tamiang Diminta Tidak Beraktifitas

ilustrasi

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Untuk mencegah penularan virus corona, 100 kepala desa di Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh yang baru pulang dari Bandung, diminta tidak beraktifitas sementara waktu.

Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemkab Aceh Tamiang, Aguslina Devita, mengatakan 100 kepala desa itu sudah diperiksa kesehatannya, saat tiba di desa masing-masing. Pihak Puskesmas setempat sudah diturunkan untuk memeriksa mereka.

Mereka sebelumnya melakukan studi banding ke Bandung. “Saat tiba di sini (Aceh Tamiang) langsung diperiksa oleh petugas Puskesmas yang datang langsung ke rumah masing-masing kepala desa. Itu semua sudah ditanganin, jadi sudah diimbau untuk tidak beraktifitas di luar rumah dulu,” kata Desliana saat dikonfirmasi, Sabtu (21/3).

Para kepala desa itu, juga sudah diinstruksikan agar tidak berinteraksi dengan warga. Kata Desliana, mereka tetap dipantau semenjak pulang dari Bandung selama 14 hari.

“Tetap di pantau, karena tidak ada gejala apa-apa jadi belum ditetapkan sebagai ODP,” ujarnya.

Desliana menjelaskan, 100 kepala desa itu berangkat pada tanggal 15 Maret lalu. Padahal, surat edaran bupati setempat untuk semua ASN tidak keluar daerah dikeluarkan pada 12 Maret. Namun, para kepala desa ini tetap ngotot ingin mengikuti studi banding.

“Sebelum surat itu keluar, mereka sudah beli tiket duluan. Bahkan ada yang sudah berada di Bandara, jadi kita tidak mungkin mencegahnya lagi,” ujarnya.

Para kepala desa ini berangkat ke Bandung secara bertahap. Mulai dari tanggal 12 hingga 15 Maret. Mereka baru tiba di Aceh Tamiang, pada Kamis malam 19 Maret 2020. “Begitu sampai mereka langsung diperiksa kesehatannya,” ucapnya.

Meski begitu, Pemkab Aceh Tamiang juga sudah menunda kepala desa dari empat kecamatan lagi yang hendak ke Bandung. [Randi]

 

View this post on Instagram

 

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Peneliti ganja dari Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, Profesor Musri Musman, menyebutkan bahwa kandungan Cannabidiol (CBD) dalam ganja yang sudah diekstrak menjadi minyak, berpotensi dapat menangkal virus corona yang menyebar di dalam tubuh manusia. Menurut Prof Musri, sistem virus corona masuk ke tubuh manusia lewat saluran paru-paru. Sehingga, menimbulkan pneumonia atau radang paru. Hal itu mirip dengan kondisi kasus penyakit paru-paru karena infeksi virus tertentu. Kemudian, ada juga penelitian yang ia peroleh bahwa ektrak zat CBD dalam ganja, selain penyakit paru-paru juga berguna untuk penyakit asma dan herpes. Ia menyebutkan, jika terserang penyakit paru-paru akan ditandai dengan peradangan. Akibatnya, terjadi penumpukan dan pemecahan sel-sel dalam tubuh atau disebut dengan sitokin. Untuk mencegah itu, lanjut Musri, jika di beri CBD akan berfungsi sebagai anti peradangan dan anti inflamasi. “Jadi CBD itu saat dicoba, dapat mencegah atau anti peradangan. Saya berkesimpulan CBD pada penyakit-penyakit itu bisa melakukan anti inflamasi. Kenapa tidak pada kasus virus corona?,” ujar Musri saat dikonfirmasi, Jumat (20/3). Sementara akibat dari inflamasi, akan menyebabkan perangsangan antibodi yang berlebihan, dan akan berakibat kegagalan pada organ khusus pada tubuh seseorang. Baca: Ada 1.262 Senyawa di Ganja, Tapi Satu yang Menyebabkan Tanaman Itu Dilarang “CBD yang dicoba, ternyata mampu menghentikan pengeluaran antibodi yang berlebihan dari sistem imun. Ini sama dengan kasus corona,” sebut Musri yang merupakan ahli kimia bahan alam Universitas Syiah Kuala. selanjutnya baca di www.kanalaceh.com #bandaaceh #acehbesar #acehjaya #acehbarat #naganraya #abdya #acehselatan #subulussalam #acehsingkil #pidie #pidiejaya #bireuen #acehutara #lhokseumawe #acehtimur #langsa #acehtamiang #gayolues #acehtengah #benermeriah #sabang #ganja #corona #covid_19 #vaksin #obat #antibodies #syiahkuala #sistemainmune #penyakit

A post shared by Kanal Aceh (@kanalacehcom) on

Related posts