DPR Kritik Bansos Telat karena Tas Bantuan Presiden

(ist)

Jakarta (KANALACEH.COM) – Ketua Komisi VIII DPR RI Yandri Susanto mengkritik keterlambatan distribusi bantuan sosial (bansos) berupa paket sembilan bahan pokok (sembako) ke masyarakat karena masalah kemasan.

Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) itu mengatakan yang dibutuhkan masyarakat adalah beras dan bahan pokok lainnya untuk dimakan, bukan tas jinjing yang menjadi wadah sembako.

“Keterlambatan itu kita sayangkan kalau alasannya tas bertuliskan bantuan presiden. Kan bukan tasnya yang mau dimakan, (tapi) berasnya sama bahan-bahan pokoknya,” kata Yandri saat dihubungi, Kamis (30/4).

Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (Waketum PAN) itu menyampaikan pemerintah seharusnya bisa mengganti tas jinjing dengan kemasan lain agar proses distribusi bansos ke masyarakat tidak molor.

Menurutnya ketepatan waktu dalam penyaluran bansos ke masyarakat sangat penting agar masyarakat tidak berkeliaran, tidak pulang kampung, dan tidak mengeluh.

Yandri berkata seharusnya pemerintah bisa menunda penyaluran bansos yang menggunakan kemasan bertulisan ‘Bantuan Presiden’.

“Kalau tas yang bertulisan bantuan presiden kan bulan depan kan masih bisa, karena akan ada bantuan lagi,” ucap Yandri.

Sebelumnya Menteri Sosial Juliari Batubara mengakui distribusi bansos sempat terkendala bahan baku tas pembungkus yang harus diimpor.

“Awalnya iya, karena pemasok sebelumnya kesulitan bahan baku yang harus impor. Sekarang supply kantong sudah lancar,” ujar dia melalui pesan singkat kepada wartawan, Rabu (29/4).

Untuk mempermudah proses pengemasan bansos, Juliari mengaku telah mengajak PT Sritex Tbk, perusahaan tekstil dan garmen, untuk membuat kantong pembungkus bansos.

“Sebagai info, Sritex tidak kami ajak sejak awal. Mereka baru supply kantong sejak Rabu lalu,” katanya.

Untuk diketahui, pengemasan bansos sembako ini disebut terhambat karena keterlambatan kantong pembungkus bertuliskan ‘Bantuan Presiden’. Dari foto yang beredar, kantong pembungkus itu bertuliskan ‘Bantuan Presiden RI Bersama Lawan Covid-19’.

Di sisi atasnya terdapat tulisan Presiden RI. Di sisi bawah terdapat sejumlah imbauan yang kerap disampaikan presiden seperti mencuci tangan, memakai masker, dan jaga jarak. Sedangkan di bagian paling bawah terdapat logo Kemensos. (CNN)

 

View this post on Instagram

 

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Pemerintah Kabupaten Simeulue kembali menerapkan jam malam untuk mencegah kerumunan warga di malam hari. Kebijakan itu, untuk memutus rantai penyebaran virus corona di daerah Kepulauan tersebut. Juru Bicara Covid-19 Simeulue, Ali Muhayatsyah mengatakan, kebijakan itu diambil lantaran masih banyaknya warga yang abai terkait protokol kesehatan. Seperti, berkerumunan di warung kopi, restoran hingga ke tempat-tempat wisata. Aturan jam malam itu mulai diterapkan pada Rabu (29/4) kemarin. Dan pemberlakuannya dari Pukul 23:00 WIB hingga Pukul 04:00 WIB. Pihaknya menilai, pada waktu tersebut, banyak warga yang berkerumunan setelah ibadah salat tarawih. “Imbauan sudah kita lakukan, tapi warga tetap tidak menerapkan protokol kesehatan, sehingga kebijakan jam malam kita terapkan kembali,” ujar Ali saat dikonfirmasi, Kamis (30/4). Ali mengatakan, aktivitas sosial masyarakat pada waktu tersebut wajib dihentikan. Pihaknya juga sudah berkordinasi dengan pihak keamanan untuk melakukan patroli pada waktu jam malam. Jika ada yang ketahuan bakal di sanksi. selanjutnya baca di www.kanalaceh.com #bandaaceh #acehbesar #acehjaya #acehbarat #naganraya #abdya #acehselatan #subulussalam #acehsingkil #pidie #pidiejaya #bireuen #acehutara #lhokseumawe #acehtimur #langsa #acehtamiang #gayolues #acehtengah #benermeriah #sabang #warga #taktaat #peraturan #protokolkesehatan #cegahcorona #pandemiccorona #jammalam #polri #satpolpp

A post shared by Kanal Aceh (@kanalacehcom) on

Related posts