Jumlah ODP di Banda Aceh Bertambah, Warga Diminta Tetap Waspada

Kawasan Simpang Lima Banda Aceh. (Kanal Aceh/Randi)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Minggu, 17 Mei 2020 per pukul 12.00 WIB jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) di Banda Aceh kembali bertambah. Sebanyak 30 orang kini sedang dalam pemantauan, bertambah 7 orang dari pekan lalu.

Hingga kini, total seluruh ODP menjadi 836 orang. 806 diantaranya telah selesai melakukan pemantauan. Data tersebut berdasarkan informasi dari Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh.

Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman mengingatkan warga untuk terus waspada dengan mematuhi protokol pencegahan penyebaran Covid-19 yang ada.

“Pada status ODP, memang trend terus menampilkan penurunan, namun angkanya tidak selalu stabil. Untuk itu kami harap warga terus patuhi imbauan,” ujar Aminullah.

Aminullah mengingatkan warga agar terus disiplin menggunakan masker dalam setiap aktivitas ketika keluar dari rumah, tetap jaga jarak dan budayakan cuci tangan.

“Sabtu (16/5) kemarin kita sudah mulai berlaku wajib masker, warga harus mematuhinya, mohon kerja samanya guna memutuskan mata rantai corona ini, supaya kita bisa beraktivitas dengan normal kembali,” kata Aminullah.

Untuk razia masker sendiri akan kembali digelar besok pada Senin, 18 Mei 2020. Razia masker dalam mencegah Covid,-19 ini sebelumnya telah dilaksanakan di kawasan jalan Medan – Banda Aceh, Kecamatan Lueng Bata, di Simpang Mesra Darussalam (pintu masuk Banda Aceh dari arah Krueng Raya Aceh, Besar) dan di simpang Dodik, arah masuk Banda Aceh dari Aceh Barat. [Randi/rel]

 

View this post on Instagram

 

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – PT Trans Continent, Perusahaan pertama yang melakukan ground breaking di Kawasan Industri Aceh (KIA) Ladong hengkang dari kawasan itu. Sejak kehadirannya pertama kali bulan Agustus 2019, PT Trans Continent mengaku hingga kini belum juga bisa bekerja karena aspek kepastian hukum tentang agreement tata kelola lahan KIA hingga infrastruktur yang dinilai buruk. CEO Trans Continent, Ismail Rasyid membenarkan pihaknya sudah keluar dari kawasan KIA Ladong. Kata Ismail, selama sembilan bulan pihaknya merugi, karena tidak adanya aktivitas apapun di kawasan itu. Sehingga, sembilan bulan terakhir PT Trans Continent mengalami kerugian hingga Rp 600 juta perbulannya, untuk biaya gaji karyawan dan cicilan alat berta yang telah mereka invest ke KIA Ladong. Ia juga menyoroti kinerja PT Pembangunan Aceh (PEMA) milik Pemerintah Aceh yang dinilai tidak jelas dalam menindaklanjuti keinginan PT Trans Continent untuk memabangun basic infrastruktur di KIA Ladong. “Untuk yang paling utama kepastian hukum (tentang agreement tata kelola lahan KIA) saja hingga sekarang kami belum ada, bagaimana mau tindak lanjut membangun dll – juga basic infrastruktur lainnya juga gak di tindak lanjuti oleh PEMA,” kata Ismail Rasyid, Sabtu (16/5). Selama sembilan bulan hadir di KIA Ladong, pihaknya sama sekali belum menghasilkan apapun, apalagi bekerja. “Saya biarkan hingga 9 bulan dan saya sudah sekian puluh miliar invest – jangankan menghasilkan, untuk bekerja saja belum bisa – tidak ada agreement dan juga infrastruktur,” ujarnya. Selengkapnya klik di www.kanalaceh.com atau swipe story #bandaaceh #acehbesar #acehjaya #acehbarat #naganraya #abdya #acehselatan #subulussalam #acehsingkil #pidie #pidiejaya #bireuen #acehutara #lhokseumawe #acehtimur #langsa #acehtamiang #gayolues #acehtengah #benermeriah #sabang #perusahaan #industriceh #investasi #pekerja #hengkang #infrastruktur #fasilitas #perjanjian #PT

A post shared by Kanal Aceh (@kanalacehcom) on

Related posts