Dua Pria Mabuk Perkosa IRT di Kebun Sawit Aceh Singkil

Ilustrasi.

Aceh Singkil (KANALACEH.COM) – Personel Polres Aceh Singkil menangkap dua pria yang sedang mabuk, memperkosa ibu rumah tangga di kebun sawit, di Kecamatan Gunung Meriah.

Kedua pelaku tersebut ialah berinisial DSL (27) dan JT (32) warga kecamatan Singkohor, Aceh Singkil. Sementara korbannya ialah LS (39) seorang ibu rumah tangga.

Dir Reskrimum Polda Aceh, Kombes Pol Agus Sarjito menjelaskan, peristiwa itu berawal saat korban dalam perjalanan pulang ke rumahnya menggunakan motor.

Saat melintas di perkebunan sawit, korban diberhentikan oleh dua pelaku dalam keadaan mabuk. Lalu pelaku memukul korban hingga tak berdaya.

“Saat melintas di kawasan perkebunan sawit sepi korban yang sendirian pakai motor diberhentikan dua lelaki tak dikenal yang berboncengan dalam keadaan mabuk,” kata Agus dalam keterangannya, Minggu (17/5).

Setelah sempat menganiaya korban, kata dia, kedua pelaku melakukan aksi bejatnya secara bergantian. Keduanya sempat berpindah tempat untuk masuk ke dalam kebun sawit.

“Saat korban melihat ada warga akhirnya lompat dari motor hingga cedera dan teriak minta tolong,” ungkapnya.

Saat itulah, kata Agus, aksi bejat kedua pelaku ini diketahui warga di sekitar lokasi. Warga pun akhirnya mengejar kedua pelaku yang diketahui membawa kabur motor korban karena ketakutan.

“Akhirnya pelaku tertangkap beserta barang bukti dua motor milik pelaku dan korban. Petugas juga mengamankan satu setel pakaian korban saat kejadian, kasus ini masih dalam proses lanjut Polres Aceh Singkil,” ujarnya. [Randi]

 

View this post on Instagram

 

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – PT Trans Continent, Perusahaan pertama yang melakukan ground breaking di Kawasan Industri Aceh (KIA) Ladong hengkang dari kawasan itu. Sejak kehadirannya pertama kali bulan Agustus 2019, PT Trans Continent mengaku hingga kini belum juga bisa bekerja karena aspek kepastian hukum tentang agreement tata kelola lahan KIA hingga infrastruktur yang dinilai buruk. CEO Trans Continent, Ismail Rasyid membenarkan pihaknya sudah keluar dari kawasan KIA Ladong. Kata Ismail, selama sembilan bulan pihaknya merugi, karena tidak adanya aktivitas apapun di kawasan itu. Sehingga, sembilan bulan terakhir PT Trans Continent mengalami kerugian hingga Rp 600 juta perbulannya, untuk biaya gaji karyawan dan cicilan alat berta yang telah mereka invest ke KIA Ladong. Ia juga menyoroti kinerja PT Pembangunan Aceh (PEMA) milik Pemerintah Aceh yang dinilai tidak jelas dalam menindaklanjuti keinginan PT Trans Continent untuk memabangun basic infrastruktur di KIA Ladong. “Untuk yang paling utama kepastian hukum (tentang agreement tata kelola lahan KIA) saja hingga sekarang kami belum ada, bagaimana mau tindak lanjut membangun dll – juga basic infrastruktur lainnya juga gak di tindak lanjuti oleh PEMA,” kata Ismail Rasyid, Sabtu (16/5). Selama sembilan bulan hadir di KIA Ladong, pihaknya sama sekali belum menghasilkan apapun, apalagi bekerja. “Saya biarkan hingga 9 bulan dan saya sudah sekian puluh miliar invest – jangankan menghasilkan, untuk bekerja saja belum bisa – tidak ada agreement dan juga infrastruktur,” ujarnya. Selengkapnya klik di www.kanalaceh.com atau swipe story #bandaaceh #acehbesar #acehjaya #acehbarat #naganraya #abdya #acehselatan #subulussalam #acehsingkil #pidie #pidiejaya #bireuen #acehutara #lhokseumawe #acehtimur #langsa #acehtamiang #gayolues #acehtengah #benermeriah #sabang #perusahaan #industriceh #investasi #pekerja #hengkang #infrastruktur #fasilitas #perjanjian #PT

A post shared by Kanal Aceh (@kanalacehcom) on

Related posts