New Normal: Langkah Tepat Pulihkan Ekonomi di Tengah Pandemi?

Ilustrasi.

Penerapan new normal memang harusnya dilakukan dengan ketentuan-ketentuan yang sudah berlaku demikian. Penerapan new normal di Indonesia diwacanakan berlangsung pada awal juni ini. Hal tersebut dikatakan terkesan sangat dini dan tergesa-gesa. Beberapa pakar di Indonesia kemudian memberikan pendapatnya.

Salah satunya Pakar Epidemologi Universitas Indonesia, Pandu Riono, mengatakan cepat atau tidaknya new normal diberlakukan tergantung pada hasil evaluasi. Pandu berpendapat perlu mempertimbangkan hasil evaluasi epidemologi terlebih dahulu baru kemudian bisa diterapkan secara bertahap. Persiapan tersebut, menurut Pandu, tidak bisa diterapkan dalam level yang sama untuk seluruh wilayah Indonesia.

Kebijakan new normal ini memang dilakukan dalam rangka menata ulang kehidupan dan aktivitas manusia dengan hal baru. Kebijakan new normal ini juga dilakukan sebagai rangka memulihkan ekonomi nasional. Seperti yang kita ketahui, beberapa sector mati akibat adanya pandemic ini.

Insentif yang sudah diberikan pemerintah untuk berbagai sector juga dinilai tak dapat menyelamatkan ekonomi mereka. Bank Indonesia (BI) pun memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi dibawah 5 persen atau hanya sekitar 2,5 persen saja, padahal pertumbuhan ekonomi Indonesia pernah tumbuh sekitar 5,02 persen.

Tak hanya itu, merebaknya Covid-19 hampir ke seluruh Indonesia menyebabkan terjadinya PHK besar-besaran oleh beberapa perusahaan di Indonesia. Sampai dengan 11 April 2020, lebih dari 1,5 juta pekerja dirumahkan dan di PHK. Begitu besarnya dampak Covid-19 ini terhadap aktivitas ekonomi Indonesia yang terjadi selama beberapa bulan terakhir.

Tidak adanya kejelasan sampai kapan wabah ini berhenti, WHO pun memberikan saran dengan melangsungkan kehidupan baru atau new normal sebagai langkah meningkatkan kembali ekonomi yang telah terhambat tetapi juga disertai dengan protokol pencegahan Covid-19 yang baik. 

Related posts