Anggota Juru Runding GAM Meninggal Dunia, Pemerintah Aceh Berduka

Nurdin Abdul Rahman. (Foto: Kabar Bireuen)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, beserta jajaran Pemerintah Aceh menyatakan duka mendalam atas meninggalnya Nurdin Abdul Rahman, mantan Bupati Bireuen ke-3 sekaligus salah satu anggota juru runding GAM saat merintis perdamaian di Helsinki, Finlandia.

Hal itu disampaikan Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Aceh, Muhammad Iswanto, di Banda Aceh, Senin (8/6).

“Plt Gubernur menyampaikan duka cita mendalam dan rasa kehilangan atas berpulangnya Bapak Nurdin Abdul Rahman,” ujar Iswanto.

Nurdin Abdul Rahman meninggal di kediamannya, kompleks Perumahan Hotel Meuligoe Cot Gapu Bireuen pada hari Senin, 8 Juni 2020 pukul 05.05 Wib.

Semasa hidupnya almarhum yang lahir 28 Desember 1948 dikenal sebagai sosok yang aktif dan sempat menjabat sejumlah posisi. Ketika Aceh masih dilanda konflik bersenjata, Nurdin adalah salah seorang tokoh GAM yang bermukim di Australia.

Almarhum juga terlibat dalam proses perundingan GAM-RI dengan menjadi salah satu anggota juru runding dari GAM yang kemudian membuahkan perdamaian pada Agustus 2005 atau dikenal sebagai MoU Helsinki.

Nurdin Abdul Rahman kemudian juga terpilih sebagai Bupati Bireuen dalam Pilkada 2007 dan memimpin kabupaten Bireuen sampai 2012.

Almarhum juga aktif sebagai Ketua Pengurus Daerah Muhammadiyah, Kabupaten Bireuen dan Kepala Kantor Urusan Internasional pada Universitas Al Muslim, Bireuen. [Randi/rel]

 

View this post on Instagram

 

Blangpidie (KANALACEH.COM) – Masyarakat Gampong Keudai Susoh, Kecamatan Susoh, Aceh Barat Daya (Abdya) melakukan penyegelan terhadap kantor Keuchik, pada Senin (8/6). Penyegelan tersebut diduga karena masyarakat kecewa belum disalurkannya dana Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT DD) Covid-19. Tuha Peut Gampong Keudai Susoh, Dasruddin Darman mengatakan, selain terkait pencairan BLT Covid-19, masyarakat juga menilai bahwa selama ini Keuchik tidak transparan dalam mengelola Dana Desa semenjak tahun 2015 hingga 2020. “Masyarakat geram, karena selama beliau menjabat tidak ada transparansi anggaran. Padahal seharusnya, setiap tahunnya selesai pelaksanaan kegiatan, Keuchik harus melakukan pertanggung jawaban paling tidak kepada Tuha Peut,” kata Dasruddin. “Kalau gampong lain kita lihat laporan pertanggung jawaban langsung di depan umum, tapi keuchik kami tidak pernah melakukannya kepada Tuha Peut, apalagi sama masyarakat, dia hanya cukup laporan dari gampong ke Kabupaten,” tambah Darman. Sementara itu, Keuchik Gampong Kedai Susoh, Sabri mengatakan, sebenarnya BLT Covid-19 bukan tidak disalurkan kepada masyarakat, akan tetapi ada provokator di gampong tersebut, semacam makar sehingga kepemimpinannya digoyang. Selengkapnya klik di www.kanalaceh.com atau swipe story #bandaaceh #acehbesar #acehjaya #acehbarat #naganraya #abdya #acehselatan #subulussalam #acehsingkil #pidie #pidiejaya #bireuen #acehutara #lhokseumawe #acehtimur #langsa #acehtamiang #gayolues #acehtengah #benermeriah #sabang #blt #kantor #geuchik #perangkatdesa #danabantuan #bansos #warga #segel #masyarakat

A post shared by Kanal Aceh (@kanalacehcom) on

Related posts