Seorang Nenek di Aceh Utara Meninggal Dengan Luka Gorok di Leher

Tega, pria di Aceh Tenggara mutilasi ibunya
Ilustrasi.

Aceh Utara (KANALACEH.COM) – Seorang nenek bernama Fatimah (65) meninggal dengan cara mengenaskan dengan luka sayatan benda tajam di lehernya. Ia ditemukan terkujur di rumahnya di Gampong Meunasah Panton Labu, Kecamatan Tanah Jambo Aye, Aceh Utara, Senin (8/6).

Kapolsek Tanah Jambo Aye AKP Zulfitri menerangkan, jika peristiwa ini pertama kali diketahui oleh Nasrul (35) anak korban yang tinggal di Gampong Alue Bilie Rayeuk Kecamatan Baktiya.

“Saksi ketika itu datang ingin melihat ibunya, namun dari bawah pintu depan rumah saksi melihat ceceran darah hingga kemudian memanjat dinding dari bagian samping untuk masuk kedalam, korban ditemukan telah meninggal dengan kondisi terlungkup berlumuran darah disamping pintu,” ungkap AKP Zulfitri dalam keterangannya, Senin.

Dari hasil olah TKP yang lakukan tim Inafis Polres Aceh Utara, tewasnya korban diduga akibat benda tajam yang menyerang leher korban. Korban, kata dia adalah warga miskin yang tercatat sebagai penerima PKH, semasa hidupnya korban kerap mengemis di kawasan kota Panton Labu.

“Dirumahnya korban tinggal sendirian, di TKP petugas menemukan satu pisau dapur yang diduga digunakan untuk mengeksekusi korban oleh pelaku, saat ini masih dilakukan penyelidikan, sementara korban dibawa ke RSUCM Lhokseumawe untuk di visum,” ujarnya. [Randi/rel]

 

View this post on Instagram

 

Blangpidie (KANALACEH.COM) – Masyarakat Gampong Keudai Susoh, Kecamatan Susoh, Aceh Barat Daya (Abdya) melakukan penyegelan terhadap kantor Keuchik, pada Senin (8/6). Penyegelan tersebut diduga karena masyarakat kecewa belum disalurkannya dana Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT DD) Covid-19. Tuha Peut Gampong Keudai Susoh, Dasruddin Darman mengatakan, selain terkait pencairan BLT Covid-19, masyarakat juga menilai bahwa selama ini Keuchik tidak transparan dalam mengelola Dana Desa semenjak tahun 2015 hingga 2020. “Masyarakat geram, karena selama beliau menjabat tidak ada transparansi anggaran. Padahal seharusnya, setiap tahunnya selesai pelaksanaan kegiatan, Keuchik harus melakukan pertanggung jawaban paling tidak kepada Tuha Peut,” kata Dasruddin. “Kalau gampong lain kita lihat laporan pertanggung jawaban langsung di depan umum, tapi keuchik kami tidak pernah melakukannya kepada Tuha Peut, apalagi sama masyarakat, dia hanya cukup laporan dari gampong ke Kabupaten,” tambah Darman. Sementara itu, Keuchik Gampong Kedai Susoh, Sabri mengatakan, sebenarnya BLT Covid-19 bukan tidak disalurkan kepada masyarakat, akan tetapi ada provokator di gampong tersebut, semacam makar sehingga kepemimpinannya digoyang. Selengkapnya klik di www.kanalaceh.com atau swipe story #bandaaceh #acehbesar #acehjaya #acehbarat #naganraya #abdya #acehselatan #subulussalam #acehsingkil #pidie #pidiejaya #bireuen #acehutara #lhokseumawe #acehtimur #langsa #acehtamiang #gayolues #acehtengah #benermeriah #sabang #blt #kantor #geuchik #perangkatdesa #danabantuan #bansos #warga #segel #masyarakat

A post shared by Kanal Aceh (@kanalacehcom) on

Related posts