IDI: Kasus COVID-19 di Aceh Belum Selesai

Ilustrasi. (Foto: Liputan6)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Aceh, Syafrizal tidak terlalu kaget dengan adanya lonjakan kasus pasien corona di Aceh yang berasal dari Lhokseumawe dan Aceh Utara.

Hal itu karena banyaknya masyarakat yang masih abai akan protokol kesehatan. Menurutnya, warga selama ini menganggap Aceh minim kasus corona, sehingga banyak yang melupakan pentingnya menjaga jarak, pakai masker dan selalu mencucui tangan.

“Sebenarnya kondisi ini tidak terlalu mengagetkan bagi tim medis, karena banyak masyarakat menganggap karena minim kasus, sehingga protokol kesehatan diabaikan begitu saja,” ujar Sayfrizal saat dikonfirmasi, Senin (15/6).

Apalagi kemunculan transmisi lokal di Lhokseumawe menandakan bahwa penyebaran virus corona di Aceh belum selesai.

“Dengan kondisi seperti itu, transmisi lokal bakal terjadi dan kondisi itu terbukti. Yang perlu kita pahami, kasus Covid-19 belum selesai di Aceh,” ucapnya.

Kemudian situasi itu juga diperparah dengan angka pemeriksaan Covid-19 di Aceh yang rendah, bahkan jauh dari daerah lain. Syafrizal bilang semakin banyak diperiksa akan banyak di dapatkan dan semakin mudah untuk memetakan penyebaran corona di Aceh.

“Angka pemeriksaan kita masih sangat kurang dengan daerah lain. Semakin banyak kita periksa semakin banyak dapat,” katanya.

Dengan pemeriksaan yang rendah, ia menduga potensi lonjakan kasus di Aceh bakal terjadi lagi dan membuat transmisi lokal baru. Apabila warga masih abai dengan protokol kesehatan.

Di masa era new normal saat ini, lanjut dia harusnya pemerintah lebih mengetatkan lagi terkait protokol kesehatan bukan malah jadi kendor.

“Pasti ada potensi ke depannya kalau kita tidak menerapkan protokol kesehatan. Coba perhatikan di tempat keramaian apakah mereka menerapkan protokol kesehatan? bahkan jawabannya sangat rendah, ini menjadi potensial,” ucapnya. [Randi]

 

View this post on Instagram

 

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Personel Polresta Banda Aceh membubarkan kegiatan musik jalanan di Taman Bustanussalatin, karena dapat mengundang keramaian, Sabtu, 13 Juni 2020. Pembubabaran itu dilakukan aparat kepolisian dengan cara humanis. Kapolsek Baiturrahman Iptu Tri Andi Dharma mengatakan, pembubaran acara musik jalanan tersebut dilakukan secara humanis. “Kegiatan yang dilakukan oleh sejumlah musisi jalanan tepatnya di simpang jam Taman Sari secara live, dan kegiatan tersebut tidak memiliki izin resmi serta dapat mengundang keramaian banyak orang,” sebut Andi dalam keterangannya, Minggu (14/6). Selain mengundang orang banyak, kata dia kegiatan tersebut sangat menggangu arus lalu lintas bagi penguna jalan yang membuat kemacetan jalan, dan kegiatan tersebut juga tidak mengikuti prosedur protokol kesehatan dari pemerintah. Kapolsek Baiturrahman melakukan koordinasi secara humanis dengan Cut Ratna, sebagai pelaksana kegiatan untuk menghentikan kegiatan live musik tersebut, karena akan mengundang berkumpulnya orang banyak ditengah Wabah Pandemi Covid-19. Selengkapnya klik di www.kanalaceh.com atau swipe story #bandaaceh #acehbesar #acehjaya #acehbarat #naganraya #abdya #acehselatan #subulussalam #acehsingkil #pidie #pidiejaya #bireuen #acehutara #lhokseumawe #acehtimur #langsa #acehtamiang #gayolues #acehtengah #benermeriah #sabang #polresta #tamanbustanussalatin #safiatuddin #kegiatan #musikjalanan #pandemiccorona #cegahcovid19 #psbb #jagajarak

A post shared by Kanal Aceh (@kanalacehcom) on

Related posts