Ekspor Tanah Pozzolan dari Aceh Disetop karena Covid-19

Pelabuhan Malahayati. (suaracargo.com)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – PT Pelindo I (Persero) cabang Malahayati, Aceh, menyetop kegiatan ekspor tanah pozzolan ke negara tujuan India dan Bangladesh selama pandemi virus corona (covid-19).

Ekspor tanah pozzolan yang sudah berlangsung sejak tiga tahun disetop karena kedua negara tujuan ekspor tidak mau menerima. “Dua negara penerima ini tidak mau menerima, karena tengah covid-19,” ujar General Manager Pelindo I Cabang Malahayati Sam Arifin Wiwi seperti dilansir laman Antara, Rabu (15/7).

Sam menjelaskan Aceh sudah tiga tahun melakukan ekspor tanah pozzolan. Sejak Januari hingga Maret 2020, tanah pozzolan diekspor melalui Pelabuhan Malahayati mencapai 80.000 ton.

Namun, kata Sam, karena covid-19 sudah mulai merebak ke berbagai penjuru dunia, membuat negara tujuan ekspor tanah ini pun ikut mengunci wilayahnya (lockdown), sehingga penerima dan pengekspor memutuskan untuk menghentikan sementara kegiatan ekspor.

“Tapi beberapa kali kami tanya ke pengekspor, mereka mau ekspor lagi, tapi belum tahu kapan,” imbuhnya.

Tanah pozzolan diekspor menggunakan kapal jenis bulk carrier, yaitu Kapal MV Ying Li berbendera Panama dengan Gross Tonnage sebesar 24.953 GT dan panjang seluruhnya 181,50 m.

Kapal ini bersandar di Pelabuhan Malahayati untuk melakukan kegiatan muat curah kering pozzolan dengan estimasi muatan sebanyak 28.000 ton.

Kegiatan ekspor pozzolan melalui Pelabuhan Malahayati ini rencananya berlangsung selama beberapa bulan ke depan, dengan total muatan mencapai 300.000 ton.

Untuk diketahui, tanah Pozzolan adalah bahan yang mengandung senyawa silika atau silika alumina dan alumina, yang tidak mempunyai sifat mengikat seperti semen.

Pozzolan dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan proses pembentukannya, yaitu pozzolan alam dan pozzolan buatan. Pozzolan alam adalah bahan alam yang merupakan sedimentasi dari abu atau lava gunung berapi yang mengandung silica aktif, pozzolan alam banyak terdapat di Aceh.

Sedangkan untuk pozzolan buatan banyak jenisnya, baik dari sisa pembakaran dari tungku, maupun hasil pemanfaatan limbah yang diolah menjadi abu yang mengandung silica. Material pozzolan dapat digunakan sebagai material tambahan dalam campuran semen. []

 

View this post on Instagram

 

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Peserta kompetisi Liga 1 2020 luar pulau Jawa, Persiraja Banda Aceh memilih Stadion Maguwoharjo sebagai markasnya untuk lanjutan kompetisi musim ini. Hal itu sesuai dengan opsi yang diberikan PSSI kepada tim luar jawa yang akan berkandang di Jogjakarta. Ketiganya yaitu Stadion Maguwoharjo Sleman (Home-base PSS), Stadion Sultan Agung Bantul (Persiba Bantul), dan Stadion Mandala Krida Kota Yogyakarta (milik PSIM Jogja). Presiden Persiraja, H. Nazaruddin Dek Gam kepada media di Banda Aceh sore tadi mengatakan, salah satu alasan dipilihnya Maguwoharjo karena stadion tersebut sudah biasa dipakaI PSS Sleman di Liga 1. “PSSI memberi pilihan tiga stadion, dan kita pilih Maguwoharjo, karena stadion ini lebih bagus. Dan juga sudah pasti sesuai dengan apa standar yang ditetapkan di Liga 1,” kata Dek Gam, Selasa (14/7). Sebanyak enam klub dipastikan akan bermarkas di Jogjakarta mulai 1 Oktober 2020; Persiraja, Borneo FC, PSM Makassar, Barito Putra, Bali United, dan Persipura Jayapura. Selengkapnya klik disini www.kanalaceh.com atau swipe story #bandaaceh #acehbesar #acehjaya #acehbarat #naganraya #abdya #acehselatan #subulussalam #acehsingkil #pidie #pidiejaya #bireuen #acehutara #lhokseumawe #acehtimur #langsa #acehtamiang #gayolues #acehtengah #benermeriah #sabang #persipura #jayapura #persiraja #sepakbola #homebase #olahraga #stadion #liga1 #maguwoharjo

A post shared by Kanal Aceh (@kanalacehcom) on

Related posts