Roket Hantam Pangkalan AS di Irak, 1 Kontraktor Tewas

Ilustrasi serangan roket. (AFP PHOTO / MAHMUD HAMS

(KANALACEH.COM) – Seorang kontraktor sipil tewas dan satu tentara Amerika Serikat terluka akibat serangan roket ke bandara Erbil di utara Irak, Senin (15/2).

Salah satu roket menghantam kompleks militer yang menjadi basis koalisi pasukan Amerika Serikat.

Juru Bicara Operation Inherent Resolve Kolonel Wayne Marotto mengatakan lima kontraktor juga dilaporkan terluka dalam insiden tersebut.

“Laporan awal bahwa Indirect Fire mendarat di pangkalan pasukan koalisi di Erbil. Ada 1 kontraktor sipil tewas, 5 kontraktor sipil terluka dan 1 anggota layanan AS terluka. Informasi lebih lanjut menyusul,” tulis Marotto di Twitter.

Dikutip dari CNN, seorang pejabat pertahanan mengatakan empat dari lima kontraktor yang terluka adalah warga negara Amerika.

Sementara kewarganegaraan kontraktor yang tewas tidak diungkap. Namun pejabat pertahanan mengatakan laporan awal menunjukkan bahwa korban bukan orang Amerika.

Sebanyak tiga roket menyerang bandara Erbil, salah satu di antaranya menghantam kompleks militer yang menjadi basis koalisi pasukan AS.

Reporter AFP melaporkan terdengar beberapa kali ledakan besar sekitar pukul 09.30 waktu lokal di barat laut Erbil, ibu kota wilayah otonom Kurdistan.

Sumber keamanan Irak dan koalisi AS mengatakan setidaknya tiga roket diarahkan ke bandara.

Video dari tempat kejadian menunjukkan satu roket mendarat di jalan perkotaan yang sibuk, menimbulkan percikan api dan kepulan asap.

Pemerintah setempat meminta penduduk untuk tidak keluar rumah saat pihak berwenang menyelidiki insiden tersebut.

Hingga kini belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. AS saat ini mengumpulkan intelijen untuk mencoba menyelidiki dari mana roket itu diluncurkan.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan bahwa AS marah besar dengan serangan itu.

“Kami menyampaikan belasungkawa kepada orang-orang terkasih dari kontraktor sipil yang tewas dalam serangan ini, dan kepada rakyat Irak yang tidak bersalah serta keluarga mereka yang menderita tindakan kekerasan yang kejam ini,” katanya.

Blinken berbicara dengan Perdana Menteri Pemerintah Daerah Kurdi Irak (KRG) Masrour Barzani untuk membahas serangan itu. Termasuk memberi dukungan atas upaya penyelidikan dan meminta pertanggungjawaban pihak yang terlibat.

Hujanan roket ini merupakan yang pertama menyasar fasilitas diplomatik AS di Irak sejak dua bulan terakhir.

Fasilitas militer dan diplomatik AS dan negara Barat kerap menjadi sasaran puluhan roket dan serangan bom sejak 2019 lalu. Sebagian besar serangan terjadi di Baghdad.

AS dan Irak menyalahkan kelompok bersenjata termasuk faksi pro-Iran Kataeb Hisbullah dan Asaib Ahl al-Haq terhadap serangan-serangan tersebut.

Kedua kelompok itu sangat menentang kehadiran tentara AS dan koalisi asing sejak 2014 itu. Koalisi AS hadir di Irak untuk membantu militer negara itu melawan kelompok ISIS.

Setelah kejatuhan ISIS, koalisi asing telah memulangkan lebih dari 3.500 pasukan, termasuk 2.500 personel AS.

Sumber koalisi menuturkan basis bagi sebagian besar koalisi asing itu berada di kompleks militer bandara Erbil.

Pada Oktober lalu, AS mengancam akan menutup kedutaan besarnya di Baghdad jika serangan roket tak berhenti. Hal itu membuat kelompok ekstremis setuju menerapkan gencatan senjata. [CNN]

Related posts