Tak Miliki Operator Sebabkan KM Tailana Milik Pemkab Aceh Singkil Belum Beroperasi

KM Tailana. (Dok. Hariono)

Aceh Singkil (KANALACEH.COM) – Kepala Dinas Perhubungan Aceh Singkil, Malim Dewa mengatakan, Kapal Motor (KM) Tailana belum memiliki operator sehingga sampai saat ini belum berlayar. Operator tersebut adalah selaku pihak ketiga sebagai pengelola KM Tailana.

“Selama ini operatornya tidak ada, keterbatasan kita ini operator selaku pengelola belum ada. Kita sudah tawarkan ke ASDP, tidak mau alasannya karena terlalu kecil dan bahan kapal dari fiber,” kata Malim Dewa saat dikonfirmasi di Singkil, Selasa 23 Februari 2021.

Malim mengatakan, kalau ijin operasional kapal sudah diterbitkan oleh Kementerian Perhubungan pada tahun 2020. Namun demikian, ijin diberikan selama setahun, per periode 31 Desember 2020 habis.

“Surat ijin sudah siap, tapi mati lagi di 2020 bulan dua belas. Saat ini (tahun 2021) sedang diurus kembali,” ungkap Malim.

Awalnya pengurusan ijin kapal ke Kementerian dilakukan di Pelabuhan Balam Pangkal Pinang, namun sedang diurus agar dipindahkan di Pelabuhan Belawan Medan, Sumatera Utara sehingga pengurusan ijin bisa lebih dekat.

Malim menyebut, pihaknya telah menawarkan sedikitnya kepada delapan perusahaan sebagai operator pengelola KM Tailana, namun tak satupun ada yang sanggup.

“Kita sudah berusaha di 2020 bulan 5-6 minta subsidi, kedua ditawarkan ke ASDP tidak juga, selanjutnya ke Perumda tidak juga, Wira Mutiara tidak juga, mungkin delapan perusahaan tidak juga,”

Dinas Perhubungan terus berupaya mencari operator dan kabarnya ada investor dari Sibolga mau kelola.

Selain operator, Malim menyebut, tempat sandar KM Tailana juga belum tersedia di pelabuhan Singkil.

“Tempat sandar oke belum ada, itu bisa dimanualkan tapi harus hati-hati karena bahan kapal dari fiber. Bahkan kemaren sudah pecah, tapi sudah diperbaiki,”

Tempat sandar KM Tailana idealnya ungkap Malim, memang berada di anak laut Singkil, karena tidak ada gelombang laut. Kalau bersandar di pelabuhan Singkil, lambat laun kapal bisa pecah dan hancur.

Sementara terkait mesin kapal yang kabarnya rusak, Malim mengatakan mesin KM Tailana itu sensitif kerena memakai sistem injektor. Sangking sensitifnya, dalam pengisian bahan bakar musti berhati-hati.

“Minyak kita beli jerigenan, dibawa ke anak laut, nyiramnya ke kapal itu akan berpengaruh terhadap injektor apalagi sampai habis minyak sehingga pompanya tidak naik dan mesin menjadi susah idup,”

Malim mengungkapkan kalau KM Tailana memiliki dua mesin, namun satu mesin agak rusak dan satu mesin lainnya masih bagus. Meski tak beroperasi dan hanya digunakan oleh Pemkab, KM Tailana pada tahun ini akan naik docking.

KM Tailana yang lebih dikenal dengan sebutan kapal cepat ini merupakan kapal milik Pemda Aceh Singkil. Kondisinya saat ini kian pudar warnanya. Akibat setahun lebih terlantar dan terparkir di alam terbuka di Danau Anak Laut, terkena hujan dan panas terik matahari.

Kondisi tersebut cukup disayangkan sebab kapal dibeli dengan harga yang cukup fantastis memcapai Rp 4,5 miliar.
Tak terjaganya kapal yang didesain mirip kapal pesiar itu kerap menuai sorotan. Sorotan itu terkait tidak segera beroperasi kapal sesuai tujuan dibeli untuk memenuhi kebutuhan transportasi dari Singkil menuju Pulau Banyak dan sebaliknya. (Khdf)

Related posts